RAKYATKU.COM, WAJO - Perkembangan teknologi membuat peredaran informasi makin cepat. Akan tetapi, ibarat pisau bermata dua, selaras dengan itu juga dibarengi dengan banyaknya beredar informasi menyesatkan alias hoaks di kalangan masyarakat. Persoalan ini jadi salah satu perhatian Bupati Wajo, Amran Mahmud.
Hal tersebut seperti disampaikan Amran Mahmud saat membawakan sambutan dan menutup secara resmi pelatihan moderasi beragama di wilayah kerja Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama kemenag wajo" href="https://rakyatku.com/tag/kemenag-wajo">(Kemenag) Wajo yang berlangsung di Aula Kanwil Kemenag Wajo, Selasa (27/7/2021).
Amran Mahmud mengharapkan kepada penyuluh agama dapat menjadi penengah atau filter pertama masyarakat dalam menampik isu-isu hoaks yang berkembang. "Saya harapkan juga penyuluh agama menjadi corong pemerintah dalam menyampaikan kebenaran kepada masyarakat. Saya juga berharap agar membantu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bagaimana menyikapi informasi yang diterima," beber Amran Mahmud.
Baca Juga : Propam Polda Lakukan Penegakan Ketertiban dan Disiplin di Polres Wajo
Apalagi, lanjut Amran Mahmud, saat ini perkembangan dan peredaran informasi cukup pesat. "Di media sosial, hampir semua jenis informasi bisa kita dapatkan. Inilah pentingnya edukasi kepada masyarakat bagaimana memilah dan memilih informasi," kata Amran Mahmud.
Pada kesempatan itu, orang nomor satu di Bumi Lamaddukkelleng memaparkan, dari 25 program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo, salah-satunya adalah Gerakan Masjid Cantik (Gemantik).
Amran Mahmud bahkan sudah mengeluarkan Peraturan Bupati (Perbup) terkait program Gemantik. Di dalamnya ada dua yang menjadi prioritas, yakni standardisasi secara fisik untuk tempat layak ibadah sekaligus tempat pengembangan umat. Kedua, bagaimana memakmurkan masjid. Bukan saja tempat untuk ibadah, tetapi ada pendidikan agama untuk anak-anak.
Baca Juga : Kasat Narkoba Polres Wajo Berganti, Kini Dijabat AKP Prawira Wardany
"Melalui program Gemantik ini, sejak 2019 kami menyerukan masjid yang memiliki kemampuan untuk punya tahfiz Al-Qur'an. Alhamdulillah hampir setiap kecamatan sudah ada tahfiz Al-Qur'an. Berdasarkan data Bagian Kesra (Kesejahteraan Rakyat), anak yang sementara menghafal Al-Qur'an sudah 1.700 orang," ungkapnya.
Amran Mahmud mengharapkan kepada para peserta pelatihan untuk bersama-sama mengawal dalam rangka mewujudkan program Gemantik demi menciptakan generasi qurani.
“Kalau hadir penyuluh agama untuk mengawal program Gemantik setiap kecamatan dan desa, saya yakin akan mencetak generasi yang lebih baik lagi," ucap Amran Mahmud.