RAKYATKU.COM - Belum ajal. kakek" href="https://rakyatku.com/tag/kakek">Kakek 72 tahun berhasil berjuang melawan covid-19" href="https://rakyatku.com/tag/covid-19">Covid-19 yang ada dalam tubuhnya.
Bayangkan saja. Kakek bernama Smith dari Bristol, Inggris itu terinfeksi Covid-19 selama 290 hari atau nyaris 10 bulan.
Tidak seperti kebanyakan orang yang cepat pulih, ia mengalami masalah jangka panjang yang sangat langka. Dan tercatat sebagai infeksi covid-19 aktif terlama hingga saat ini.
Baca Juga : Wali Kota Makassar Ingatkan Varian Baru Covid-19
Selama periode itu, Smith sudah menjalani 42 tes PCR positif. Dan tujuh kali dirawat di rumah sakit hingga sang istri menyiapkan pemakaman lebih dari lima kali.
“Setiap kali saya menjadi buruk, saya menjadi sangat buruk – sampai ke pintu kematian. Istri saya mulai mengatur pemakaman, bahkan hingga lima kali,” kata pria itu.
“Saya memanggil semua anggota keluarga untuk berdamai. Saya berharap saya tutup mulut sekarang," tambahnya bergurau.
Baca Juga : Waspada! COVID-19 Varian XBB Terdeteksi di Indonesia
Smith, seorang pensiunan instruktur mengemudi akhirnya disembuhkan dengan antibodi yang sama seperti yang dikembangkan oleh Regeneron untuk mengobati Donald Trump.
Ini berisi dua antibodi, casirivimab dan imdevimab, yang mengikat ke situs berbeda pada protein lonjakan virus corona dan menghalanginya menginfeksi sel baru.
Smith mendapat akses ke pengobatan ini melalui program "penuh kasih", di mana terapi yang tidak sah dapat diberikan jika tidak ada pengobatan lain yang disetujui dan memuaskan.
Baca Juga : Berlaku 17 Juli 2022, Kemenhub Terbitkan Surat Edaran Perjalanan Dalam dan Luar Negeri
Namun obat tersebut tidak lagi tersedia atas dasar ini dan belum disetujui secara klinis untuk digunakan di Inggris.
"Tidak banyak pasien ini, mungkin tidak lebih dari beberapa per rumah sakit," jelas Ed Moran, seorang konsultan penyakit menular di kepercayaan NHS Bristol Utara.
"Beberapa dari mereka benar-benar sakit sejak dini dan mati, tapi beberapa dari tampaknya mengalami jenis proses [Covid-19] yang kambuh-kambuh ini."