Jumat, 25 Juni 2021 13:03

Asyiknya, Pemerintah Jepang Usulkan 4 Hari Kerja dalam Sepekan

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi. (Foto: iStockphoto)
Ilustrasi. (Foto: iStockphoto)

Pemerintah Jepang memaparkan bahwa dengan empat hari kerja sepekan, akan mendorong lebih banyak orang untuk mendapatkan kualifikasi pendidikan tambahan atau bahkan mengambil pekerjaan sampingan selain pekerjaan tetap mereka.

RAKYATKU.COM - Pemerintah Jepang" href="https://rakyatku.com/tag/jepang">Jepang mendorong untuk mengurangi jam kerja demi meningkatkan keseimbangan dalam hidup.

Pandemi COVID-19 telah membawa perubahan besar pada cara perusahaan Jepang menjalankan bisnis, meski banyak di antaranya masih sangat kaku dan tradisional.

Para pejabat pemerintahan berharap bisa meyakinkan perusahaan bahwa jam kerja yang fleksibel, kerja jarak jauh, hingga beberapa perkembangan baru lainnya dapat terus bermanfaat sampai krisis kesehatan berakhir, demikian dikutip dari DW Indonesia, Jumat (25/6/2021).

Baca Juga : Unismuh Makassar dan SMARTI Resmi Jalin Kerjasama

Pemerintah Jepang memaparkan bahwa dengan empat hari kerja sepekan, akan mendorong lebih banyak orang untuk mendapatkan kualifikasi pendidikan tambahan atau bahkan mengambil pekerjaan sampingan selain pekerjaan tetap mereka.

Pemerintah juga berharap hari libur ekstra setiap pekan akan mendorong orang-orang untuk keluar rumah dan berbelanja sehingga meningkatkan perekonomian.

Dengan libur lebih, generasi muda akan memiliki lebih banyak waktu untuk bertemu pasangannya, menikah, dan memiliki anak. Hal ini mendorong penyelesaian masalah terkait demografi nasional yang semakin tua dan populasi yang menyusut.

Baca Juga : Perdana Menteri Jepang Melakukan Kunjungan ke Ukraina 

"Pemerintah sangat ingin perubahan sikap ini berakar pada perusahaan Jepang," kata Martin Schulz, Kepala Ekonom Kebijakan untuk Unit Intelijen Pasar Global Fujitsu Ltd., kepada DW.

"Selama pandemi, perusahaan telah beralih ke cara operasi baru dan mereka melihat peningkatan produktivitas secara bertahap," kata Schulz. "Perusahaan meminta karyawan mereka bekerja dari rumah atau dari jarak jauh, yang bisa membuat lebih nyaman dan produktif bagi banyak orang."

Menghadapi sistem kerja baru, Schulz menjelaskan, perusahaan memangkas ruang kantor di kantor pusatnya di Tokyo, Jepang hingga 50 persen karena diterapkannya sistem kerja jarak jauh.

Baca Juga : Hasil Piala Dunia: Singkirkan Jepang Melalui Drama Adu Pinalti, Kroasia Lolos Perempat Final

"Di masa depan, akan ada beberapa orang di departemen saya di kantor, tetapi akan jarang bagi kita semua untuk berada di sana bersama-sama," katanya.

#Jepang #Bekerja #Pekerja Kantoran #Hari Kerja