RAKYATKU.COM, JAKARTA - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop-UKM), Teten Masduki, bersama Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB kementan" href="https://rakyatku.com/tag/ipb">IPB) diwakili Dekan Fakultas Pertanian, Sugiyanta, menandatangani perjanjian kerja sama untuk meningkatkan produksi pangan nasional dan kesejahteraan petani berbasis korporasi.
"Hari ini kita menandatangani memorandum of understanding (MoU) dari beberapa rancangan kerja dari beberapa program yang kita sepakati antara Menkop, dan IPB. Kita berharap budidaya yang kita (Kementan) tangani, dan petani yang di koorporasikan, dan kemudian kita memilih komoditi tertentu untuk kita dorong untuk masuk kepada market place yang ada," demikian Mentan SYL usai menandatangani MoU di Ruang Rapat Pimpinan Gedung A, Kementan, Kamis (24/6/2021).
Mentan SYL mengatakan, kerja sama yang dilakukan ini merupakan kesepakatan masing-masing pihak guna melakukan kerangka kerja di kemudian hari yang bermuara pada kesejahtreraan petani dengan pembagian porsi tugas yang nyata, masing-masing sektor bekerja sesuai dengan tugas dan fungsi pokoknya.
Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone
"Saya (Kementan) ada di hulu, Mas Teten (Menkop-UKM) ada di hilir, dengan demikian korporasi ini berjalan dengan skala ekonomi, dan tentu marketable, bisa kita pasarkan baik untuk pasar nasional dan ekspor. Perbaikan-perbaikan varietas dikerjasamakan dengan IPB, dan perguruan lain tentunya," jelas Mentan SYL.
Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menyebutkan bahwa kerja sama yang dilaksanakan ini merupakan amanah yang diinstruksikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memperhatikan korporasi petani.
“Sekarang antar kementerian diminta untuk kolaborasi, dan integrasi program, salah satu yang ditugaskan Pak Presiden itu adalah membangun korporatisasi petani, pertanian wilayah Pak Mentan, kami merumuskan dalam koporasi pangan, kami akan membantu Pak Mentan di kelembagaan petaninya," papar Menkop Teten.
Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel
Lebih lanjut Menkop Teten menyebutkan, tantangan terkait kelembagaan petani yang saat ini dihadapi oleh negara Indonesia adalah kelembagaan petani yang belum tersusun dengan baik, masih memiliki usaha dengan skala kecil dan bersifat individual untuk disadarkan kemudian dibangun kepada kelembagaan dengan skala yang ekonomi.
"Bagaimana kelembagaan petani sekarang dari petani-petani perorangan dengan skala sempit, dikembangkan menjadi skala yang ekonomi, ini yang kami tawarkan, biar kami yang ngurus koperasinya," imbuhnya.
Selanjutnya kerja sama yang dilaksanakan para petinggi lembaga tersebut mengupayakan untuk menghubungkan dengan akses petani kepada pembiayaan dan pasarnya.
Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran
Terkait dengan kerja nyata dari kerja sama ini, dalam waktu dekat akan direalisasikan pilot project koperasi dengan pembiayaan dari Bank Usaha Milik Negara menggandeng off-taker pada komoditas pilihan pisang mas.
“Seperti petani pisang di Lampung, Tanggamus, bermitra koperasi dengan off-takernya, pembiayaan bermitra dengan BRI, ini untuk skala luas,” kata Menkop Teten.
Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian Intitut Pertanian Bogor, Sugiyanta, menyebutkan sumbangsih yang diberikan dari lembaga akademiknya yaitu kepada tiga poin utama, dalam bentuk inovasi, sumber daya yang kompeten, dan pendampingan untuk petani yang menjadi konsentrasi pengawalan.
Baca Juga : Pj. Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran atas Solusi Cepat Bagi Petani
“Yang pertama dari IPB kita menyumbang inovasi-inovasi untuk produktivitas dan efesiensi yang modern, mau itu on-farm ataupun off -farm. Yang kedua sumber daya manusia yang unggul, kita lahirkan petani-petani milenial, yang siap mengadopsi teknologi modern. Yang ketiga pada bentuk pengawalan kelembagaan petani," tuturnya.