Senin, 21 Juni 2021 10:43
Ilustrasi.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM - Taliban" href="https://rakyatku.com/tag/taliban">Taliban berkomitmen untuk pembicaraan damai dan menginginkan sistem syariat Islam" href="https://rakyatku.com/tag/syariat-islam">syariat Islam yang murni di Afganistan" href="https://rakyatku.com/tag/afganistan">Afganistan. Ini akan menjadikan ketentuan untuk hak-hak perempuan sejalan dengan tradisi budaya dan aturan agama.

 

Pernyataan tersebut muncul saat pembicaraan damai yang berjalan lambat antara kelompok Islam garis keras dan perwakilan pemerintah Afganistan di Qatar.

Kekerasan juga meningkat di seluruh negeri menjelang penarikan pasukan asing pada 11 September.

Baca Juga : Serangan Bom Saat Salat Jumat di Afghanistan, Mayat di Mana-Mana

Para pejabat telah menyuarakan keprihatinan atas negosiasi yang macet dan mengatakan Taliban belum mengajukan proposal perdamaian tertulis yang dapat digunakan sebagai titik awal untuk pembicaraan substantif.

 

"Kami memahami bahwa dunia dan warga Afganistan memiliki kekhawatiran dan pertanyaan tentang bentuk sistem yang akan dibentuk setelah penarikan pasukan asing," kata Mullah Abdul Ghani Baradar, kepala kantor politik Taliban, dikutip dari Reuters, Senin (21/6/2021).

Ia mengatakan masalah itu adalah paling baik dibahas selama negosiasi di Doha. "Sebuah sistem Islam yang asli adalah cara terbaik untuk solusi dari semua masalah Afganistan," katanya.

Baca Juga : Dinilai Menyesatkan, Taliban Larang TikTok hingga PUBG

"Partisipasi kami dalam negosiasi dan dukungannya di pihak kami menunjukkan secara terbuka bahwa kami percaya dalam menyelesaikan masalah melalui saling memahami satu sama lain."

Mullah Abdul Ghani Baradar menambahkan, perempuan dan minoritas akan dilindungi dan diplomat serta pekerja LSM akan dapat bekerja dengan aman.

"Kami menganggapnya sebagai komitmen untuk mengakomodasi semua hak warga negara kami, apakah mereka laki-laki atau perempuan, berdasarkan aturan agama Islam yang mulia dan tradisi mulia masyarakat Afganistan," katanya.

Baca Juga : 33 Warga Afghanistan Tewas, 43 Terluka Setelah Ledakan Masjid di Provinsi Kunduz

Sumber: Reuters