Jumat, 18 Juni 2021 13:12
Editor : Fathul Khair Akmal

RAKYATKU.COM, JENEPONTO - Perwakilan MT Ocean Star, Leste Nezia Edirma LDA, menemui 20 anak buah kapal (ABK telantar" href="https://rakyatku.com/tag/abk-telantar">ABK) yang merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) asal Sulawesi Selatan. Satu di antaranya merupakan warga dari Kabupaten Jeneponto.

 

Salah satu Anak Buah Kapal (ABK) MT Ocean Star, Amir Hamsah Ranta mengatakan, perwakilan Nezia Edirma LDA, Yulio telah menemui dan mengatarkan makanan, air tawar dan Bahan Bakar Minyak (BBM) ke kapal.

"Tapi gaji besok kepastiannya dari pihak perusahaan. Untuk kepulangan belum ada kepastian. Tapi kapten kami akan dipanggil pihak perusahaan bersama KBRI, membicarakan hak kami dan kepulangan kami, mungkin begitu," ujar Amir Hamsah.

Baca Juga : Meski Menang Besar Lawan Timor Leste, Shin Tae-yong: Kami Tidak Puas

Dia mengungkapkan alasan kenapa dirinya berani mengungkapkan hal ini ke publik.

 

"Nunggu gaji kami dibayar baru pulang pak. Itulah tujuan kami memiralkan masalah kami," terangnya.

Diberitakan sebelumnya, puluhan anak buah kapal (ABK) MT Ocean Star di bawah PT Niaga Sipping Internasional tengah telantar di perairan Timor Leste.

Baca Juga : Hadapi Timor Leste, Shin Tae-yong: Kami Sudah Siap

Salah satu ABK bernama Amir Hamzah kepada Rakyatku.com mengatakan, di kapal tersebut ada terdapat 20 ABK, yang seluruhnya dari Sulawesi Selatan (Sulsel). Mereka berangkat dari Batam pada 8 Feberuri 2021 lalu.

"Tanggal 10 Maret, saya diantar ke kapal yang letaknya di Tanjung Uban, Batam, tanggal 8 Maret kami bertolak dari Tanjung Uban menuju Wini, NTT, dan tiba pada 16 Maret 2021," kata Amir Hamzah yang merupakan warga Parrasangan Beru, Kecamatan Turatea, Jeneponto, Sulawesi Selatan, Kamis (17/6/2021).

Namun, kata dia, selang beberapa hari di Wini, kapal diberangkatkan ke Dili Timor Leste dan tiba pada 2 April.

Baca Juga : 3 Pemain Asal Papua Ciptakan Gol, Timnas Indonesia Kalahkan Timor Leste

"Sesampainya kami tiba di Timor Leste kapal kami tidak pernah dioperasikan oleh pihak pencarter di Timor Leste. Adapun keluhan kami di kapal, pertama gaji kami sudah berjalan empat bulan tidak dibayar," terangnya.

Penulis : Samsul Lallo