RAKYATKU.COM - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti menyebutkan, terdapat varian baru mutasi SARS-CoV-2 atau covid-19" href="https://rakyatku.com/tag/covid-19">Covid-19 muncul di Jakarta. Yaitu Alpha, Beta, dan Delta.
"Ada tiga varian yang ditemukan di Jakarta, yaitu Alpha, Beta, dan Delta," ujarnya pada Senin (14/6)/2021.
Sebagian besar pasien yang terpapar virus corona tersebut merupakan pekerja migran dari luar negeri. Varian Alpha telah muncul sejak Maret lalu. Lalu, Beta juga muncul dan membuat gejala pasien menjadi berat atau lebih mematikan. Untuk jenis Delta cukup merepotkan karena memiliki kemampuan menginfeksi yang cepat.
Baca Juga : Wali Kota Makassar Ingatkan Varian Baru Covid-19
Ketiga jenis varian baru virus corona ini awalnya muncul di negara yang berbeda-beda. Setiap varian memberi dampak dan gejala yang tidak sama pula ke pasien. Berikut perbedaannya dilansir dari katadata.co.id.
1. Varian Alpha
Varian ini pertama kali ditemukan di Inggris dengan nama B.1.1.7. Melansir dari New York Times, penemuannya terjadi pada Desember 2020, bersamaan dengan peningkatan kasus di negara tersebut.
Infeksinya menyebar dengan cepat. Pada April 2021, varian ini dominan ada di Amerika Serikat. Para peneliti masih menyelidiki penyebab jenis Alpha yang dengan cepat dapat menyebar ke negara lain.
Baca Juga : Waspada! COVID-19 Varian XBB Terdeteksi di Indonesia
Dugaan sementara karena virusnya mampu menonaktifkan pertahanan pertama kekebalan tubuh manusia sehingga varian tersebut lebih banyak waktu berkembang biak.
Kecepatan infeksinya memang cepat. Namun, para peneliti memastikan varian ini tidak lebih mematikan daripada varian Covid-19 lainnya.
2. Varian Beta
Varian ini muncul pertama kali di Afrika Selatan pada Oktober 2020. Beta masuk ke Indonesia pada awal Mei lalu di Bali. Nama ilmiahnya adalah B.1.351.
Baca Juga : Berlaku 17 Juli 2022, Kemenhub Terbitkan Surat Edaran Perjalanan Dalam dan Luar Negeri
Para peneliti menyebut varian ini lebih banyak menyerang orang usia muda dan menyebabkan gejala yang serius. Tingkat penyebaran infeksinya pun tinggi.
Gejala yang umum muncul adalah kehilangan indera penciuman atau anosmia, demam, batuk, kelelahan, sesak napas, diare hingga ruam kulit.
BBC melaporkan, sebanyak 20 negara telah melaporkan mendeteksi kehadiran varian Beta.
Baca Juga : Cegah Penyebaran Covid-19 Jelang Pembelajaran Tatap Muka Pemkot Makassar Lakukan Penyemprotan Disinfektan
3. Varian Delta
Varian ini pertama kali ditemukan di India dan menyebabkan tsunami Covid-19 di negara tersebut. Nama ilmiahnya adalah B.1.617.2.
Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan Delta lebih cepat menular dibandingkan Alpha.
“Penularannya 10 kali lipat lebih cepat dari yang biasa," katanya kepada Antara.
Baca Juga : Dinkes Wajo Bersama TNI dan Polri Gelar Vaksinasi Massal Bagi Masyarakat
Delta memiliki mutasi ganda. Sedangkan Alpha hanya bermutasi tunggal. Karena itu, penularannya lebih cepat. Virus dapat beradaptasi terhadap antibodi dan tingkat keparahan penyakit lebih tinggi.
Kenaikan jumlah kasus di Kudus, Jawa Tengah, juga karena varian ini.
“Dari 34 sampel genome Covid-19, ternyata ada 28 sampel varian dari India alias Delta,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Badai Ismoyo.