RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Literasi perihal manfaat berasuransi di masa pandemi masih menjadi tantangan dalam meningkatkan pemanfaatan produk asuransi jiwa pandemi" href="https://rakyatku.com/tag/asuransi-jiwa">asuransi jiwa oleh konsumen di masa pandemi.
Menurut Kepala Bagian Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Regional 6 Sulampua, Bondan Kusuma, literasi menjadi persoalan klasik yang menjadi tantangan bersama untuk lebih meningkatkan inkluas asuransi saat ini.
Padahal, lanjut dia, asuransi jiwa bisa memberikan keuntungan dan proteksi finansial bagi pemegang polis, terkhusus bagi keluarga nasabah itu sendiri.
Baca Juga : OJK Sulampua Gelar Fin Expo BIK 2023, Usung Tema Akses Keuangan Merata Keluarga Sejahtera
"Persoalan literasi ini memang masih menjadi tantangan klasik bagi kita semua. Padahal, manfaat asuransi ini seyogyanya sebagai proteksi yang bisa disesuakan dengan kebutuhan, kemampuan dan daya beli masyarakat," tuturnya dalam Diskusi Virtual yang diselenggarakan Forum Jurnalis Ekonomi Sulsel, Kamis (10/6/2021).
Pada sisi lain, pemanfaatan produk asuransi jiwa juga sangat terpengaruh oleh dampak pandemi yang tergambar dari kinerja industri yang terkoreksi pada beberapa indikator.
Hal itu tecermin pada tahun lalu. Industri asuransi jiwa mencatatkan perlambatan kinerja akibat tekanan ekonomi selama pandemi Covid-19.
Baca Juga : Dorong Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, OJK Siap Masuk ke Lorong Wisata
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kinerja pendapatan premi industri asuransi jiwa mengalami kontraksi 6,1 persen menjadi Rp187,59 triliun pada 2020 dari tahun sebelumnya yang tercatat Rp199,89 triliun.
Kendati demikian, papar Bondan, perbaikan kinerja akan terjadi pada tahun ini disertai pemulihan ekonomi serta langkah literasi yang atraktif dilakukan secara bersama.
Adapun pada awal tahun ini industri asuransi jiwa sudah mulai menggeliat dengan pergerakan kinerja positif dibandingkan tahun lalu, yakni memperoleh premi Rp14,2 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp11,19 triliun.
Baca Juga : OJK Regional VI Laporkan Kinerja Jasa Keuangan Tumbuh Positif
Chief Communications Officer AXA Mandiri, Atria Rai, mengatakan serangkaian edukasi literasi manfaat berasuransi senantiasa dilakukan perusahan secara kontinu terlebih pada masa pandemi ini.
"Pandemi ini memang sangat memengaruhi seluruh sektor, termasuk asuransi jiwa. Tetapi kemudian, perubahan yang tercipta dari pandemi ini tentunya akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja dan pemanfaatan produk-produk kami," tuturnya dalam kesempatan sama.
Dia menjelaskan, AXA Mandiri berfokus pada proteksi jiwa maupun kesehatan bagi nasabah dengan membuat segmentasi nasabah menyesuaikan dengan kondisi perekonomian saat ini.
Baca Juga : Waspada! Investasi Bodong Semakin Menggeliat Jelang Pembayaran THR
Dari sisi pemasaran, dalam menyiasati pandemi, AXA Mandiri telah mengembangkan layanan digital, dengan meluncurkan dua aplikasi yang dapat digunakan oleh para tenaga pemasar maupun nasabah. Melalui aplikasi tersebut, nasabah dapat melakukan tanya jawab secara langsung, dan mendapatkan poin-poin tertentu dalam membayar premi.
AXA Mandiri pada 2020 sendiri mencatatkan kinerja klaim asuransi sebesar Rp4,8 triliun. Jumlah klaim yang dibayarkan tersebut turun dibandingkan dengan 2019, yang mencapai Rp5,3 triliun.
Akademisi Universitas Negeri Makassar (UNM), Muhammad Zulfadli, memandang perubahan yang terjadi akibat pandemi, banyak memengaruhi perilaku masyarakat dalam berasuransi.
"Jadi asuransi bukan hanya sekadar proteksi, tetapi justru telah menjadi sebuah gaya hidup sebetulnya karena pandemi ini. Ke mana-mana, pasti banyak yang butuh proteksi asuransi yang bersifat jangka pendek, ini kemudian saya bilang sudah semacam gaya hidup," tuturnya.
Selain itu, kata dia, prospek asuransi jiwa di masa pemulihan ini bakal menjadi momentum rebound bagi industri, tetapi tetap harus disertai dengan langkah-langkah edukasi bagi calon pemegang polis.