RAKYATKU.COM - Dalam komunitas masyarakat dataran tinggi di Madagaskar, dikenal festival bernama Famadihana. Dalam festival Famadihana, jenazah nenek moyang diajak ikut "berpesta".
Famadihana secara harafiah artinya adalah "membalikkan tubuh leluhur."
Ini adalah festival untuk menghormati leluhur, sekaligus mengajak mereka ikut serta. Suku Malagasi di Pulau Madagaskar, meyakini bahwa nenek moyang dan leluhur tak boleh dilupakan.
Baca Juga : Heboh, Pria Memakai Kaos Oblong Bersarung Biru Munculkan Uang dari Balik Bantal
Meskipun telah meninggal, mereka setidaknya harus tetap bisa menjumpai sanak keluarganya.
Karena kerumitannya, festival ini harus dirancang jauh-jauh hari. Selama festival, warga sekitar juga harus diberi makanan oleh pihak keluarga, seperti nasi, daging babi atau sapi.
Saat tanggal sudah ditetapkan, kuburan keluarga akan dibuka dan upacara pun dimulai. Famadihana dibuka dengan diskusi, musik, dan minuman serta makanan.
Baca Juga : Wanita Ini Cek Rekening Bank Setelah 60 Tahun, Perubahan Saldonya Bikin Kaget
Kemudian tuan rumah mendatangi makam nenek moyang dengan pakaian terbaik. Saat itu, warga akan heboh memainkan terompet, gendang, dan seruling khas Madagaskar.
Di makan, jenazah kemudian dipindahkan di atas tikar lalu dibungkus kain kafan baru, kemudian diselipkan barang kesukaan jenazah saat hidup, misalnya rokok, miras, atau parfum.
Setelah dibungkus, keluarga kemudian menari dengan jenazah tersebut sambil mengenalkannya dengan anggota keluarga.
Baca Juga : Viral Petani Ukraina "Curi" dan Tarik Tank Rusia Pakai Traktor
Namun, tradisi ini lambat laun ditinggalkan seiring perkembangan agama. Lagipula, biaya penyelenggaraan Famadihana dinilai mahal dan membahayakan kesehatan karena membongkar-bongkar mayat.
Sekilas, tradisi Famadihana di Madagaskar ini mirip dengan tradisi pembawa peti mati sambil menari di Ghana.
unik-menari-dengan-jenazah-nenek-moyang/read-all">sumber: indozone.id