RAKYATKU.COM -- Brosur penerimaan calon mahasiswa baru bikin sibuk petinggi Universitas Islam Makassar (UIM). Ada apa?
Berdasarkan pengamatan Rakyatku.com, brosur itu mengatasnamakan Yayasan Pendidikan Cobig Indonesia (YPCI). Yayasan ini disebut bekerja sama UIM, membuka kelas khusus.
Berbeda dengan mahasiswa reguler, calon mahasiswa yang ikut program ini bakal mondok. Kemudian, ruang kelas antara laki-laki dan perempuan dipisah. Semacam pesantren.
Baca Juga : Bawaslu Sulsel dan UIM Teken MOU
Ada tiga program studi yang dibuka, berdasarkan brosur tersebut. Dibuka pula penerimaan calon mahasiswa dari kalangan umum atau yang sudah bekerja.
Khusus yang mahasiswa yang mondok, ditargetkan hafal Al-Qur'an 30 juz selama pendidikan. Juga menguasai bahasa Arab dan bahasa Inggris.
Lalu, pengajarnya bukan dari UIM, melainkan pada ustaz. Kalau dilihat dari informasi yang ada dalam brosur, mahasiswa program ini hanya berharap ujian persamaan dan ijazah dari UIM nantinya.
Baca Juga : Bawaslu Sulsel dan UIM Teken MOU
Namun, ternyata tidak ada pembicaraan dengan UIM sebelumnya. Rektor UIM, Dr Ir Hj A Majdah M Zain menegaskan, tidak ada kerja sama antara UIM dan Yayasan Pendidikan Cobig Indonesia (YPCI) yang membuka program kuliah bersama.
“Tidak ada koordinasi dan informasi kerja sama itu (UIM dan YPCI). Semua kerja sama pihak lain dengan UIM terkoordinasi melalui wakil rektor I dan Bidang Humas Kerja Sama UIM,” jelas Majdah.
Majdah menyampaikan, siapa pun oknum yang mengatasnamakan UIM untuk kerja sama atau melakukan MoU dengan UIM mekanismenya, harus melalui Bagian Humas dan Kerja Sama. Setelah itu ke wakil rektor I yang membidani akademik, lalu ke rektor.
Baca Juga : Bawaslu Sulsel dan UIM Teken MOU
Majdah tegas akan menindak siapa pun yang melakukan kerja sama tidak melalui mekanisme yang ada. "Sebab itu sama saja merusak nama UIM yang sudah susah payah dibangun," tutupnya.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UIM, Badruddin Kaddas menambahkan, brosur itu hoaks. Tiga prodi yang disebutkan dalam brosur tersebut, katanya, memang ada di UIM.
"Tetapi saya selaku dekan, tidak pernah melakukan komunikasi dengan pihak yayasan tersebut untuk menjalin kerja sama dalam rangka penerimaan mahasiswa baru. Sementara di UIM ini apabila penerimaan mahasiswa baru mekanismenya semua harus melalui panitia yang dibentuk oleh pihak universitas tanpa melalui perantara dari pihak luar," ujarnya, Senin (24/5/2021).
Baca Juga : Bawaslu Sulsel dan UIM Teken MOU
"Pada intinya kami mengimbau kepada calon mahasiswa baru UIM apabila ingin melakukan pendaftaran, itu bisa melalui link yang telah disiapkan oleh pihak kampus dan juga bisa melalui offline dengan cara datang langsung ke kampus untuk melakukan pendaftaran," tegasnya.