Sabtu, 22 Mei 2021 23:58

Sejalan Program Kementan, Mahasiswa Vokasi IPB Terjun Gerakkan Petani Milenial

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Sejalan Program Kementan, Mahasiswa Vokasi IPB Terjun Gerakkan Petani Milenial

Seorang mahasiswi IPB kepincut dengan program besar pemerintah yang melakukan regenerasi petani melalui menciptakan petani milenial.

RAKYATKU.COM -- Kementerian Pertanian (Kementan) hingga saat ini tengah berupaya menggerakkan anak muda untuk terjun pada sektor pertanian melalui Program Gerakan Petani Milenial.

Diketahui melalui program tersebut ditargetkan nanti tercipta 100 ribu petani milenial di 10 provinsi yang siap menjadi generasi petani yang maju.

Mahasiswa Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB), Cindy Nur Oktaviani mengaku kepincut dengan program besar pemerintah yang melakukan regenerasi petani melalui menciptakan petani milenial.

Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam

Dia saat ini membangun Gerakan Petani Milenial melalui komunitas Baroedak Tatanen guna melatih anak petani menjadi petani muda, mengubah mindset tentang petani muda agar mewujudkan pertanian berkelanjutan melalui edukasi pertanian berbasis Agrosociopreneur sehingga masyarakat dapat termotivasi dan lebih peka terhadap prospek bisnis pertanian utamanya pangan lokal.

"Melalui komunitas ini, kita para generasi muda ingin mewujudkan regenerasi petani di desa seluruh Indonesia sehingga tercipta desa yang digdaya melalui anak-anak petani. Saat ini kita sedang fokus pengembangan pada dua desa namun tentunya ke depan kita akan menjangkau lebih banyak lagi," demikian dikatakan Cindy yang hadir dalam acara Kementerian Pertanian yakni penandatangan MoU antara petani dengan perhotelan di Bandung, Sabtu (22/5/2021).

Cindy menjelaskan, Baroedak Tatanen sekaligus menjadi wadah untuk mengembangkan anak-anak petani melalui serangkaian proses pembelajaran yang dibagi dalam tiga program yakni Sajiwa, Sawarna, dan program Karya Kita.

Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan

Sajiwa merupakan program yang mengedepankan peningkatan skill anak-anak petani yang disesuaikan dengan karakteristik desa setempat dan melalui program Sawarna. Komunitas Baroedak Tatanen juga memberikan edukasi pertanian baik dengan media sosial maupun permainan edukasi.

"Kita juga punya program Karya Kita untuk mendukung capaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang juga sejalan dengan program pemerintah. Saat ini fokus pada dua komoditas pangan lokal, singkong, dan ubi," ungkapnya.

Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel

Selain itu, Baroedak Tatanen saat ini sudah mengeluarkan produk hasil olahan pangan lokal yakni berupa keripik rujak yang bahan utamanya diambil dari panen petani binaan sehingga pendapatan petani binaan dapat meningkat karena nilai produknya sudah bertambah. Kebetulan di Desa Cipanjalu, Kecamatan Cilengkgrang, Kabupaten Bandung komoditasnya ubi dan singkong, sehingga menghasilkan kripik kemasan industri yang bernilai ekonomi tinggi.

"Kita bina petani mulai dari hulu hingga hilir sampai produk jadi. Ini yang kita harapkan pada semua petani di seluruh Indonesia supaya tidak selalu menjual bahan mentah namun juga bisa mengolah dan menjual produk ke konsumen," terangnya.

"Dan apa yang dilakukan Kementerian Pertanian hari ini, mendorong pangan lokal petani masuk perhotelan adalah langkah yang sangat bagus. Peluang besar bagi petani milenial untuk semakin terjun ke dunia pertanian. Pertanian kita tentu makin menjadi andalan dalam pertumbuhan ekonomi nasional," imbuh Cindy.

Baca Juga : Pejabat Bupati Wajo Hadiri Kunjungan Mentan RI di Rujab Gubernur Sulsel

Bersamaan, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan bahwa program gerakan petani milenial dilaksanakan sesuai arahan Syahrul Yasin Limpo. Program tersebut saat ini dilaksanakan di Papua dan Papua Barat, Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan sampai Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan dan Provinsi NTT.

"Program ini wujud upaya Kementan saat ini dalam mendorong ketahanan pangan nasional melalui peningkatan kapasitas dan kapabilitas para pemuda Indonesia," kata Suwandi.

Lebih lanjut Suwandi menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan program petani milenial diarahkan juga untuk mengangkat potensi pangan lokal dari hulu ke hilir. Oleh karena itu, nantinya petani akan diberikan pelatihan secara bertahap, termasuk permodalan teknologi, kemampuan berbisnis dan UMKM, dan kemampuan menjadi eksporter komoditas, yang akan didukung oleh lintas kementerian dan lembaga lainnya.

Baca Juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu

"Kita mendorong petani milenial untuk melaksanakan program-program utamanya pengembangan tanaman pangan. Kita juga mendorong korporasi petani dalam bentuk badan usaha yang dikelola oleh para pemuda," tutup Suwandi.

#Syahrul Yasin Limpo #kementan