Rabu, 21 April 2021 09:31

Dibangun pada 1907, Masjid Assaid Makassar Tanpa Jemaah Perempuan

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Interior Masjid Assaid.
Interior Masjid Assaid.

Salah satu yang khas dari Masjid Assaid ini adalah mempertahankan tradisi pendiri-pendiri terdahulu yang jemaahnya hanya dikhususkan untuk laki-laki.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Masjid Assaid atau akrab dikenal sebagian masyarakat sekitar dengan nama Masjid Arab merupakan salah satu masjid tertua di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Masjid yang berada di tengah kawasan china town tepatnya di Jalan Lombok, Kelurahan Ende, Kecamatan Wajo, Kota Makassar, ini dibangun pada tahun 1907 Masehi.

"Ini masjid, kan, dahulunya dibangun komunitas Arab, India, dan Pakistan yang berdiri pada tahun 1907 Masehi," ungkap pengurus masjid Assaid, Habib Ali Abdullah, kepada Rakyatku.com, Selasa (20/4/2021).

Habib Ali juga mengatakan bahwa awalnya masjid ini dibangun dua lantai yang dipersiapkan untuk jemaah-jemaah haji yang transit sebelum kemerdekaan.

"Dulu ini masjid dua lantai sebelumnya lantai papan dan itu dipersiapkan untuk jemaah-jemaah haji sebelum kemerdekaan dulu. Jadi, jemaah-jemaah yang datang transit di sini seperti dari Ambon, Manado, Palu, transit di sini sebelum menuju tanah suci," ujarnya.

Salah satu yang khas dari Masjid Assaid ini adalah mempertahankan tradisi pendiri-pendiri terdahulu yang jemaahnya hanya dikhususkan untuk laki-laki.

"Dari dulu tidak pernah ada jemaah perempuan. Karena itu, kan, ada sabda hadis nabi bahwa sesungguhnya wanita itu lebih afdal salat di rumah daripada salat di masjid. Sehingga orang-orang tua dari pendiri-pendiri masjid ini mempertahankan itu," kata Habib Ali.

Meski hanya dikhususkan untuk jemaah lelaki, apabila ada jemaah perempuan yang singgah untuk melaksanakan salat di masjid tersebut pengurus masjid tidak akan melarang.

"Kalau ada musafir tetap kita sediakan mukena untuk salat karena itu orang lewat, tetapi jemaah seperti tarawih, salat fardu tidak pernah ada mulai dari dulu," sambungnya.

Sememtara, untuk perempuan komunitas Arab, mereka memiliki perkumpulan khusus yang melaksanakan salat berjemaah.

"Kalau perempuan itu, kalau komunitas Arab ada perkumpulannya di gedung jiwa, jadi khusus perempuan untuk salat tarawih berjemaah, tapi saat corona ini sudah tidak lagi," ucap Habib Ali.

Masjid yang menampung kurang lebih 500 jemaah ini pada bulan suci Ramadan akan ramai pada malam ke-27 karena memiliki acara khusus.

"Malam 27 Ramadan ada acara khusus di sini yang tidak ada di masjid-masjid lain, jadi kita salat tarawih 20 rakaat itu sama dengan seperti dengan katam Al-Qur'an dan itu sudah lama berlangsung dan malam itu kita datangkan penceramah dari luar daerah," tutur Habib Ali.

Masjid Assaid yang telah berdiri selama 100 tahun ini telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai bangunan cagar budaya.

Panitia pertama pembangunan Masjid Assaid sebagai berikut.

1. Muhammad bin Sa'ad Al Asirie, Ketua Umum
2. Umar bin Ahmad Al Baar, Ketua 1
3. Ali bin Abd. Rahman Syihab, Ketua II
4. Said bin Dahruj, Sekertaris
5. Hasan bin Muhammad Assapie, Bendahara
6. Abd. Rahman Bakkar, Pembantu
7. Abd. Rahman Ba'bud, Pembantu
8. Amir Al Katirie, Pembantu
9. Ahmad bin Abdullah Al Amudie, Pembantu
10. Abd. Rahman Mas'abi, Pembantu
11. Habib Marikar, Pembantu

Penulis : Usman Pala
#masjid tertua #Masjid Tertua Makassar #Masjid Assaid