RAKYATKU.COM, JAKARTA - Sosialisasi pra pendirian pabrik pengolahan limbah B3 di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Barru terus dimatangkan agar kehadiran pabrik pengolahan limbah terbesar di Indonesia timur ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
Pada Kamis (8/4/2021), Anggota Komisi I dan II DPRD Barru dipimpin Ketua DPRD Barru, Lukman T, melakukan kunjungan kerja ke kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, di Jakarta.
Anggota DPRD membahas kehadiran pabrik pengelolaan limbah B3 yang akan dibangun oleh PT Mitra Hijau Asia di Barru. Para anggota Dewan juga mempelajari langsung dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan soal Analasis Dampak Lingkungan (Amdal) untuk pabrik tersebut, agar nantinya dapat disosialisasikan langsung kepada masyarakat.
Baca Juga : DPRD Barru Setujui Ranperda Pertanggungjawaban APBD 2023 dan RPJPD 2025-2045 Pemkab Barru
Wakil Ketua DPRD Barru, Kamil Ruddin, mengatakan kunjungan kerja ini mewakili aspirasi masyarakat untuk mengetahui bagaimana metode pengolahan limbah yang nanti akan berjalan di Barru.
"Dengan penjelasan metode pengelolaan limbah dari Kementerian Lingkungan Hidup, kami juga bisa langsung ikut serta mengawasi proses pengolahan limbah B3 ini di Barru," ujar Kamil Ruddin.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah dan limbah B3 KLHK, Rosa Vivien Ratnawaty yang menerima rombongan, menjamin kemanan proses pengolahan limbah B3 yang dilakukan PT Mitra Hijau Asia.
Baca Juga : Eks Pedagang Lapak Tumpah Barru Mengadu ke DPRD
"Teknologi mesin pengolahan limbah B3 milik PT Mitra Hijau Asia sangat canggih dan ramah lingkungan. Kami jamin aman. Apalagi Izin Amdal-nya sudah lengkap," tutur Rosa.
Selain anggota DPRD turut hadir dalam kunjungan kerja itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Barru, Taufik Mustapa dan Kepala Dinas PTSP dan TK Barru, Syamsir serta dua perwakilan Lembaga Swadaya Mayarakat, yakni Ketua LSM Harimau Indonesia Bersayap, Abdu Samid dan Humas LSM Asura, Akbar Syamsuddin.
PT Mitra Hijau Asia menggelontorkan investasi fantastis untuk pembangunan tempat pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang berlokasi di dekat Pelabuhan Garongkong, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru. Proses pengolahan limbah dilakukan dengan metode insinerator atau pemusnahan.
Baca Juga : Barru Siap Membangun Masa Depan: Ranwal RPJPD 2025-2045 Ditetapkan
Proyek yang berdiri di atas lahan seluas 42 hektare ini akan menjadi yang pertama di Indonesia timur. Keberadaan pabrik ini akan sangat berkontribusi terhadap swasta dalam hal ini industri dan juga pemerintah.
Untuk diketahui, salah satu masalah besar saat ini adalah tingginya biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk penanganan limbah industri atau limbah medis rumah sakit. Biaya tersebut terutama mencakup biaya transportasi dimana semua limbah harus dikirim dan dimusnahkan di Jawa.
“Dengan adanya tempat pengelolaan limbah B3 yang dibangun PT Mitra Hijau Asia ini, industri dan rumah sakit di kawasan timur pada khususnya akan menghemat biaya dalam hal urusan limbah sehingga lebih efisien," tutur Rosa Vivien Ratnawati, sewaktu peletakan batu pertama pendirian pabrik, kemarin.
Baca Juga : Calon Wakil Bupati Barru? Kamil Ruddin: Belum Berpikir ke Sana
"Ini adalah proyek penting yang sangat membantu pemerintah dalam penanganan limbah B3 yang selama ini masih menjadi beban industri dan rumah sakit,” tambahnya.
Rosa Vivien Ratnawati juga mengatakan, investasi PT Mitra Hijau Asia sebagai sebuah investasi langka. Karena, di antara 12 ribu industri yang menyesaki Indonesia saat ini, hanya 20 industri saja yang bergerak pada bidang pengelolaan limbah.
“Saya percaya perusahaan ini akan bergerak secara profesional dan beroperasi sesuai arahan dan pengawasan pemerintah,” kata Rosa Vivien.
Baca Juga : DPRD Barru Panggil Dinas Pertanian Buntut Produksi Gabah Anjlok
Sementara itu, Direktur utama PT Mitra Hijau Asia, Riory Rivandy Ilyas mengatakan, PT Mitra Hijau Asia telah berkontribusi selama tujuh tahun dengan komitmen kuat membantu pemerintah menyelamatkan lingkungan dengan motto “protect the environment”.
Riory menambahkan, PT Mitra Hijau Asia didirikan pada tahun 2014 atas dorongan Dirjen Rosa Vivien Ratnawati. Semangatnya adalah bahwa perlu membantu pemerintah dengan membangun pengelolaan limbah B3 karena seharusnya limbah B3 dari Sulawesi Selatan tidak di kirim lagi ke Pulau Jawa untuk dimusnahkan.