RAKYATKU.COM - Presiden venezuela" href="https://rakyatku.com/tag/venezuela">Venezuela, Nicolas Maduro, mengusulkan pembayaran vaksin COVID-19 dengan minyak. Akan tetapi, dia hanya memberikan sedikit rincian tentang bagaimana skema semacam itu akan bekerja.
Melansir venezuela-oil/venezuelas-maduro-proposes-paying-for-coronavirus-vaccines-with-oil-idUSKBN2BK0SR?il=0">Reuters, Senin (29/3/2021), ekspor minyak mentah Venezuela yang dilanda krisis telah anjlok ke level terendah dalam beberapa dekade sejak Washington menjatuhkan sanksi kepada perusahaan minyak negara Petroleos de Venezuela pada 2019.
Sanksi tersebut menyebabkan ekspor Venezuela ke Amerika Serikat terhenti dan menghalangi banyak pelanggan lain untuk membeli minyak">minyak Venezuela.
Baca Juga : Kolombia Usir Tokoh Oposisi Venezuela yang Didukung AS
Maduro mengatakan, Venezuela sedang berupaya untuk membayar vaksin dari mekanisme COVAX Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)--yang menyediakan akses vaksin ke negara-negara miskin--baik melalui dana Venezuela yang dibekukan di rekening luar negeri karena sanksi dan melalui pengiriman minyak.
"Venezuela memiliki kapal minyak dan memiliki pelanggan yang akan membeli minyak kami. Kami siap untuk menukar minyak dengan vaksin, tapi kami tidak akan meminta kepada siapa pun," kata Maduro dalam pidato televisi pemerintah dikutip Reuters.
Venezuela telah menerima dosis vaksin dari sekutunya Rusia dan China. Pemerintah dan oposisi telah melakukan pembicaraan dengan Pan American Health Organisation (PAHO) mengenai akses Venezuela terhadap vaksin melalui COVAX.
Baca Juga : Gebyar Vaksin Covid-19, Pemkab Gowa Siapkan Doorprize Puluhan Sepeda Motor
Akan tetapi, pemerintah mengatakan pada pekan lalu bahwa mereka tidak akan menerima vaksin AstraZeneca PLC, salah satu inokulasi utama yang digunakan oleh COVAX di Amerika Latin.
Washington mencap Maduro sebagai seorang diktator yang mencurangi pemilihan umum 2018 dan telah melanggar hak asasi manusia dalam tindakan keras terhadap perbedaan pendapat.
Maduro mengatakan Washington berusaha untuk menggulingkannya dalam kudeta untuk mengontrol cadangan minyak Venezuela, yang terbesar di dunia dengan beberapa langkah.
Baca Juga : Putin: Eropa Tidak Dapat Sepenuhnya Menghindari Gas Rusia
Sumber: Reuters