Jumat, 05 Februari 2021 16:02
Ilustrasi. (Foto: Steemit)
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM - Kementerian Pendidikan Tiongkok berencana meningkatkan jumlah guru pendidikan jasmani dan mengubah kelas olahraga untuk meningkatkan kejantanan siswa.

 

Rencana itu sebagai tanggapan atas proposal yang diajukan pada Mei lalu oleh seorang anggota Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok, sebuah badan penasehat pemerintah.

Menurut kementerian Tiongkok, badan tersebut mengusulkan adanya bantuan bagi anak laki-laki yang menjadi terlalu halus, pemalu, dan feminin akibat dididik oleh sebagian besar guru perempuan.

Baca Juga : Tiongkok Larang Keras Gaya Keperempuan-perempuanan di Acara Hiburan

"Sulit membayangkan anak laki-laki feminin seperti itu dapat mempertahankan negara mereka ketika invasi dari luar membayangi," kata salah satu pengguna media sosial Weibo.

 

Seperti kebanyakan negara Asia, sebagaimana dilaporkan Reuters, Kamis (4/1/2021), Tiongkok memiliki bias tradisional terhadap anak laki-laki.

Kebijakan satu anak selama beberapa dekade telah menyebabkan adanya kecenderungan orang tua memanjakan anak laki-laki mereka.

Baca Juga : Seperti Reka Ulang, Perkelahian Keluarga di Taman Margasatwa, Malamnya para Hewan Ikut Berkelahi

Beberapa orang tua yang kaya, khawatir anak laki-laki mereka terlalu rapuh, mengirim mereka ke kamp pelatihan pribadi yang berjanji untuk mengubah mereka menjadi pria sejati melalui latihan gaya tentara.

Sarjana feminis Li Jun mengatakan rencana kementerian mencerminkan sikap tradisional pada jenis kelamin.

"Proposal tersebut telah mewakili beberapa stereotip di Tiongkok tentang maskulinitas pria, yang bertentangan dengan kesetaraan dan keragaman gender, karena dianggap sebagai banci sebagai hal yang negatif dan berbahaya sementara maskulinitas berguna bagi bangsa China," kata Li kepada Reuters.

Baca Juga : Detik-Detik Menakutkan Banjir Stasiun Kereta Bawa Tanah Tiongkok

Yang Li, seorang manajer pemasaran yang berbasis di Beijing, mengatakan rencana itu dapat menyebabkan lebih banyak perundungan. Dia mengatakan pernah dimarahi oleh seorang guru pria karena berjalan di halaman sekolahnya seperti model di atas catwalk.

Media pemerintah mencoba menenangkan perdebatan. Laporan pekan ini mengatakan temperamen dan karakteristik tertentu tidak boleh dikaitkan dengan kedua jenis kelamin.

Kantor berita Xinhua mengutip para ahli menuliskan membangun maskulinitas seharusnya tidak tentang menekankan perbedaan gender, tetapi tentang mengembangkan fisik yang sehat dan kekuatan batin.

Baca Juga : Kereta Bawah Tanah Terjebak Banjir, Penumpang Ketakutan saat Air Terus Naik

Sumber: VOA Indonesia