RAKYATKU.COM - Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FKUI) Tjandra Yoga Aditama menyebut seseorang tetap bisa terpapar Covid-19 walau sudah divaksinasi. Ia menduga ada tiga penyebab di balik fenomena tersebut.
Prof Tjandra menjelaskan, vaksin Covid-19 yang sekarang tersedia harus disuntikkan dua kali. Proteksi kekebalan baru akan terbentuk dengan maksimal beberapa waktu sesudah suntikan kedua. Ini membuat beberapa hari sesudah suntikan pertama belum cukup terbentuk antibodi dalam tubuh manusia untuk mencegah terjadinya penyakit.
"Jadi, kemungkinan pertama seseorang ternyata Covid-19 positif beberapa hari sesudah disuntik vaksin adalah karena memang dia belum ada cukup antibodi sehingga masih mungkin tertular dan sakit," kata Prof Tjandra dikutip republika.co.id, Senin (1/2/2021).
Baca Juga : Gebyar Vaksin Covid-19, Pemkab Gowa Siapkan Doorprize Puluhan Sepeda Motor
Dugaan kedua, seseorang tertular Covid-19 pasca vaksinasi, lanjut Prof Tjandra dikarenakan sudah tertular Covid-19 beberapa hari sebelum penyuntikan vaksin. Misalnya, seseorang tertular virus Covid-19 pada tanggal 1, lalu tanggal 4 dia disuntik vaksin, dan tanggal 7 dia menjalani tes PCR dan ternyata positif Covid-19. Kondisi ini terjadi lantaran kejadian sakitnya sudah berlangsung sebelum vaksin dilakukan.
"Kita tahu akan ada masa inkubasi yang katakanlah tujuh hari, jadi walau virus masuk tanggal 1 maka baru sekitar tanggal 7 akan ada gejala dan tes dilakukan," ujar Mantan Direktur WHO SEARO itu.
Prof Tjanda menjelaskan dugaan ketiganya, yakni seseorang tetap bisa terinfeksi Covid-19 walau telah divaksin lantaran terkait efikasi. Vaksin Covid-19 yang ada di dunia sekarang tidak ada dengan efikasinya 100%. Sehingga tidak ada vaksin yang 100% dapat menjamin seseorang tidak akan bisa terinfeksi Covid-19 sama sekali.
Baca Juga : Pria Ini Divaksinasi 90 Kali demi Jual Kartu Vaksin Palsu
Vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech yang saat ini dipakai di Indonesia memiliki tingkat efikasi 65,3 persen. Berarti peluang seseorang terkena Covid-19 turun sebanyak 65,3 persen setelah divaksin Sinovac.
"Angka efikasi yang ada menunjukkan persentase rendahnya kemungkinan tertular dibandingkan mereka yang tidak divaksin. Jadi kalau efikasi di bawah 100% seperti yang ada sekarang ini maka pasti akan ada saja kemungkinan seseorang tetap dapat tertular dan jadi sakit walau sudah dapat vaksinasi secara lengkap," ucap Mantan Dirjen P2P & Ka Balitbangkes Kemenkes ini.
Diketahui, Wakil Wali Kota Depok Jawa Barat, Pradi Supriatna dan Bupati Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Purnomo dikonfirmasi terinfeksi virus corona tak lama usai memperoleh suntikan dosis pertama vaksin Covid-19 Sinovac. Keduanya menjalani vaksinasi pada (14/1) lalu.
Baca Juga : Kemenkes Angkat Bicara Soal Dosis Keempat dan Suntik Vaksin COVID-19 Tiap Tahun
Pradi dinyatakan positif Covid-19 usai hasil tes Polymerase Chain Reaction (PCR)-nya keluar pada Sabtu (30/1). Sedangkan Purnomo dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil PCR keluar pada Kamis (21/1).