RAKYATKU.COM - Vaksin COVID-19 yang diluncurkan di Amerika Serikat, Inggris Raya, dan bagian lain dunia sejauh ini memerlukan dua suntikan dalam selang beberapa pekan.
Di Amerika Serikat, yang memilih menggunakan vaksin dari Pfizer dan Moderna, pejabat kesehatan mengatakan keduanya tidak bisa saling menggantikan, meski dibuat dengan cara yang sama.
Dalam situasi "luar biasa" saat vaksin yang sama tidak tersedia atau apabila tidak diketahui apa yang diberikan untuk suntikan pertama, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (U.S. Centers for Disease Control and Prevention/CDC) mengatakan dalam panduan yang baru-baru ini diperbarui bahwa boleh memberikan vaksin mana pun yang tersedia untuk suntikan dosis kedua.
Baca Juga : Gebyar Vaksin Covid-19, Pemkab Gowa Siapkan Doorprize Puluhan Sepeda Motor
Badan itu mencatat bahwa rekomendasi dapat diperbarui seiring dengan makin banyaknya informasi yang tersedia, atau apabila jenis vaksin lain diizinkan untuk didistribusikan.
CDC juga mengatakan dosi-dosis itu dapat diberikan dalam selang waktu hingga enam pekan apabila tidak memungkinkan untuk memberikan dosis kedua pada interval yang direkomendasikan.
Untuk vaksin Pfizer, dosis kedua direkomendasikan tiga pekan setelah yang pertama. Suntikan kedua dari vaksin Moderna seharusnya dilakukan empat pekan kemudian.
Baca Juga : Pria Ini Divaksinasi 90 Kali demi Jual Kartu Vaksin Palsu
"Setelah mengirimkan panduan awal kami, kami menerima umpan balik bahwa beberapa fleksibilitas dalam bahasa kami mungkin bisa membantu," kata juru bicara CDC, Kristen Nordlund, dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (31/1/2021).
Rekomendasi awal tentang dosis dan waktu harus tetap diikuti, tetapi CDC tidak ingin panduannya terlalu kaku sehingga menciptakan hambatan yang tidak diinginkan.
Pejabat di Inggris, yang memilih menggunakan vaksin buatan Pfizer dan jenis vaksin berbeda dari AstraZeneca, juga mengatakan dosisnya harus konsisten.
Baca Juga : Kemenkes Angkat Bicara Soal Dosis Keempat dan Suntik Vaksin COVID-19 Tiap Tahun
Akan tetapi, yang jarang terjadi, mereka mengatakan dosis yang tidak sesuai lebih baik daripada perlindungan sebagian.
Sumber: VOA Indonesia