Jumat, 29 Januari 2021 16:02

Separuh Pelajar SMA di Australia Mengaku Pernah Berhubungan Seks

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Menurut pakar kesehatan seksual dari Latrobe University, Dr Christopher Fisher, pengajaran pendidikan seks di Australia masih bersifat tambal sulam.

RAKYATKU.COM - Survei nasional dengan data yang dikumpulkan pada 2018 menemukan 47 persen responden siswa SMA di Australia telah berhubungan seksual. Khusus untuk siswa kelas 12, jumlahnya mencapai 55 persen.

Australia punya kurikulum nasional, tetapi karena sektor pendidikan tetap menjadi tanggung jawab negara bagian, pelaksanaannya pun berbeda-beda. Termasuk soal penerapan kurikulum pendidikan seks.

Menurut pakar kesehatan seksual dari Latrobe University, Dr Christopher Fisher, pengajaran pendidikan seks di Australia masih bersifat tambal sulam.

Baca Juga : Bekuk Tunisia, Australia Jaga Asa Lolos dari Fase Grup Piala Dunia 2022

Dr Christopher memimpin survei nasional siswa pendidikan menengah dan kesehatan seksual yang dilaksanakan setiap lima tahun sejak 1992.

"Beberapa remaja menyampaikan sangat senang mereka bisa mendapatkan pendidikan seks karena mereka bisa belajar banyak hal," kata Dr Christopher kepada ABC dikutip pada Jumat (29/1/2021).

"Namun, dalam perjalanannya, remaja lainnya mungkin tidak mendapatkan pendidikan seks sebaik yang diajarkan di sekolah," jelasnya.

Baca Juga : Bappenas - Pemerintah Australia Fasilitasi Pemprov Rancang Pengembangan Transportasi Kawasan Mamminasata

Koordinator kurikulum pendidikan seks dari Curtin University, Dr Jacqueline Hendriks menyebut kurikulum pendidikan seks di Australia masih "plin-plan".

"Saya tidak menyebut kita ini sangat tertinggal, tetapi masih harus mengikuti perkembangan zaman," ujarnya.

"Ada perbedaan besar, di antara sekolah-sekolah, di antara ruang-ruang kelas," kata Dr Jacqueline.

Baca Juga : Mentan Australia Kunjungi Indonesia, SYL Sebut Kerjasama Indonesia - Australia Makin Komprehensif

Seorang remaja di Melbourne, Tamsin Griffiths menyebutkan pendidikan seks di sekolah perlu lebih mewakili hubungan dan kehidupan seks kaum remaja pada umumnya.

"Kami membutuhkan lebih banyak informasi daripada sekadar penjelasan cara memasang kondom pada sebuah pisang," ujarnya.

"Ini semua bukan lagi tentang bagaimana bayi lahir atau tentang pernikahan. Kurikulum yang ada tidak memasukkan topik seperti unsur kesenangan," kata Tamsin.

Baca Juga : Danny Pomanto Akan Paparkan Program Inovasi Makassar di Monash University Australia

"One-night stand dan seks kasual sudah sangat umum saat ini. Namun, kurikulum hanya mengajarkan tentang seks sebagai fungsi reproduktif semata," katanya.

Hasil survei dari Latrobe University juga menyebutkan terjadinya peningkatan jumlah remaja yang mengakses informasi kesehatan seksual melalui internet menjadi 79 persen.

Dr Jacqueline menambahkan kurikulum pendidikan seks yang realistis diperlukan untuk menekankan literasi digital.

Baca Juga : Australia Tim Ke-31 Lolos ke Piala Dunia 2022

"Ini bukan masalah apakah anak kita akan melihat pornografi atau konten seksual, tapi hanya masalah kapan mereka melihatnya," katanya.

Saat ini banyak sekali konten seksual yang mudah diakses, sehingga menurutnya para remaja perlu ajari keterampilan untuk bersikap kritis terhadap konten yang mereka konsumsi.

Sumber: ABC Indonesia

#australia #seks bebas #Pendidikan Seks