Minggu, 24 Januari 2021 14:39
Editor : Fathul Khair Akmal

RAKYATKU.COM - Saudi akan meluncurkan aplikasi perpesanan instan sendiri. Aplikasi pesan instan ini diluncurkan untuk menyaingi WhatsApp. Dilansir dari English Al-Araby, Jumat (22/1), pengembang lokal akan merilis “PingMe” yang disebut-sebut sebagai aplikasi perpesanan instan Saudi pertama di Android dan iOS pada 1 Februari, menurut situs web aplikasi dan laporan media Saudi.

 

“Keamanan yang kuat... enkripsi end-to-end... privasi lengkap... 100 persen aplikasi Saudi,” begitulah yang tertulis di iklan.

Layanan ini juga bisa diunduh gratis dan mengklaim memiliki semua fitur yang tersedia di WhatsApp, termasuk audio Wi-Fi dan panggilan video, serta pesan video dan gambar.

Baca Juga : WhatsApp Tak Bisa Kirim Pesan, Pengguna Mengeluh di Twitter

Siaran pers untuk Pingme mengatakan “perjanjian” untuk meluncurkan aplikasi tersebut didasarkan pada tugas dan prinsip perlindungan privasi dalam hal kerajaan dan mengikuti visi Putra Mahkota Mohammad bin Salman dikutip dari republika.co.id.

 

Pengumuman saingan WhatsApp Saudi datang ketika tagar #Saudis_leave_WhatsApp terus menjadi tren di antara pengguna media sosial di Saudi. Warganet menyuarakan keprihatinan atas kebijakan privasi baru aplikasi milik Facebook. Menurut situs berita Saudi Mz Mz, beberapa pengguna WhatsApp telah berpindah ke Signal.

Pekan lalu, WhatsApp mengeluarkan pembaruan yang menyangkut bagaimana pengguna WhatsApp bisnis yang menggunakan WhatsApp untuk mengobrol dengan pelanggan dapat berbagi data dengan Facebook. Informasi tersebut akan digunakan untuk iklan yang ditargetkan. Atas berbagai respons yang ada, WhatsApp menangguhkan kebijakan ini untuk dilakukan peninjauan kembali. Penangguhan dijadwalkan pada Mei.

Baca Juga : WhatsApp Luncurkan Fitur Baru: Kapasitas Grup Meningkat, Bisa Kirim File hingga 2 GB

Terganjal aplikasi Emirat

Potensi kesuksesan PingMe mungkin tertahan oleh bayangan Totok, aplikasi perpesanan populer yang dikembangkan oleh Emirat yang telah dihapus dari Apple dan Google pada akhir 2019. Penghapusan ini menyusul laporan bahwa aplikasi itu digunakan untuk mata-mata pemerintah yang meluas.

The New York Times, yang tuduhannya dibantah keras oleh pemerintah UEA, melaporkan aplikasi tersebut memungkinkan otoritas Abu Dhabi untuk melacak percakapan, pergerakan dan detail lain dari orang-orang yang menginstal di ponsel mereka.

Baca Juga : Ingat! Daftar Ponsel Ini Diblokir WhatsApp per 1 November 2021

Digunakan oleh jutaan orang di UEA dan wilayah sekitarnya, Totok telah dirancang agar terlihat seperti cara yang mudah dan aman untuk mengirim pesan dan video di negara-negara tempat layanan lain dilarang, seperti Skype dan WhatsApp.

Laporan itu mengatakan pejabat intelijen Amerika Serikat (AS) dan seorang peneliti keamanan menentukan bahwa aplikasi itu digunakan oleh pemerintah UEA untuk pengawasan terperinci. Totok kemudian dikembalikan ke Google Play Store.

TAG