RAKYATKU.COM - Daerah zona merah atau berisiko tinggi COVID-19 meningkat tajam pada pekan ini. Bahkan, untuk pertama kalinya, daerah zona merah mencapai jumlah yang sama dengan awal perhitungan peta zonasi risiko pada 31 Mei 2020.
"Jumlah zona merah mencapai lebih dari 100, yaitu 108 kabupaten/kota," kata Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (19/1/2021).
"Hampir seluruh daerah di Indonesia memiliki risiko penularan COVID-19 yang sangat tinggi," tuturnya.
Baca Juga : Inilah Keppres Penetapan Berakhirnya Status Pandemi Covid-19 di Indonesia
Wiku mengatakan, pada pekan lalu, daerah dengan zona merah COVID-19 juga mengalami peningkatan. Namun, jumlahnya baru mencapai 70 kabupaten/kota.
Sementara pada pekan ini banyak daerah yang berpindah dari zona oranye ke zona merah. Jumlahnya mencapai 52 kabupaten/kota.
Bahkan, menurut Wiku, ada 15 kabupaten/kota yang sebelumnya tidak pernah masuk zona merah kini berpindah ke zona risiko tinggi COVID-19.
Baca Juga : Pemerintah Resmi Cabut Status Pandemi Covid-19, Beralih Jadi Endemi
Lima belas daerah itu ialah Madiun, Magetan, Ponorogo, dan Trenggalek di Jawa Timur. Kemudian Lampung Barat, Lampung Utara, dan Pringsewu di Lampung.
Lalu Bima dan Dompu di Nusa Tenggara Barat. Selanjutnya, Manggarai Barat di Nusa Tengggara Timur. Serta Morowali Utara, Poso, Sigi, Tojo Una-Una, dan Toli-Toli di Sulawesi Tengah.
Berbeda dengan daerah zona merah, jumlah daerah yang masuk zona oranye atau berisiko sedang COVID-19 pada pekan ini turun menjadi 437 kabupaten/kota. Penurunan juga terjadi pada daerah zona kuning atau risiko rendah COVID-19, yakni 45 kabupaten/kota.
Baca Juga : Indonesia Siap Masuki Fase Endemi Covid-19, Biaya Perawatan Tak Ditanggung Pemerintah
"Penurunan pada zona oranye-kuning ini tidak sepadan dengan peningkatan pada zona merah yang sangat drastis. Hal ini berarti perkembangan COVID-19 di indonesia terus mengalami perkembangan ke arah yang tidak diharapkan," ujar Wiku.
Wiku meminta agar peningkatan jumlah daerah zona merah COVID-19 menjadi perhatian bersama. Ia yakin bahwa tak ada pihak yang ingin melihat zona merah mendominasi peta zonasi risiko COVID-19 di Indonesia.
Sumber: Kompas