Jumat, 15 Januari 2021 15:38

Tertinggi Sejak 2013, BPS: Ekspor Pertanian Desember 2020 Tumbuh 16,61 Persen YoY

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto
Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto

Secara kumulatif ekspor nonmigas pada Desember 2020 dikirim ke negara tujuan Tiongkok yang mencapai US$3,32 miliar.

RAKYATKU.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor pertanian pada Desember 2020 mengalami kenaikan sebesar 16,61 persen (YoY).

Kenaikan terjadi karena kebutuhan produk pertanian mengalami lonjakan yang cukup tajam. Terutama saat pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia.

Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto dalam keteranganya melalui video virtual mengatakan bahwa komoditas pertanian berhasil menyumbangkan kontribusinya terhadap ekspor nasional secara keseluruhan. Salah satu yang paling terlihat adalah komoditas sarang burung walet.

Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam

"Kemudian ada juga tanaman obat aromatik dan rempah-rempah serta komoditas cengkih, kopi, dan hasil hutan bukan kayu. Secara keseluruhan nilai ekspor pada Desember ini sangat bagus sekali. Terutama didorong oleh sumbangan ekspor non migas sebesar 93,84 persen," katanya, Jumat (15/1/2021).

Suhariyanto mengatakan, secara kumulatif ekspor nonmigas pada Desember 2020 dikirim ke negara tujuan Tiongkok yang mencapai US$3,32 miliar. Kemudian disusul Amerika Serikat US$1,87 miliar dan Jepang US$1,25 miliar. Dengan demikian, kontribusi ketiganya mencapai 41,50 persen.

"Perkembangan ekspor non migas pada bulan Desember ini sangat menggembirakan karena merupakan yang tertinggi selama tahun 2020. Apalagi kalau kita lacak ke belakang nilai ekspor bulanan pada Desember 2020 ini adalah yang tertinggi sejak Desember tahun 2013 yang pada waktu itu hanya 16, 97 miliar US dolar," katanya.

Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan

Di sisi lain, kata Suhariyanto, upah nominal harian buruh tani nasional pada Desember 2020 juga mengalami kenaikan, yakni sebesar 0,13 persen jika dibanding upah buruh tani pada November 2020.

Sebagaimana diketahui, upah riil buruh tani adalah perbandingan antara upah nominal buruh tani dengan indeks konsumsi rumah tangga di perdesaan.

 

#kementan