RAKYATKU.COM,BOGOR - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, memberikan apresiasi kepada Direktur Jenderal Perkebunan beserta seluruh jajarannya.
Apresiasi serupa diberikan kepada seluruh kepala dinas yang membidangi perkebunan provinsi, kabupaten, dan kota. Mereka telah memberikan kontribusi nyata dalam pelaksanaan pembangunan perkebunan sehingga sektor perkebunan berkontribusi besar dalam upaya pemulihan ekonomi nasional (PEN) di tengah pandemi Covid-19.
"Tahun 2020, sektor perkebunan memberikan kontribusi yang positif untuk pertumbuhan dan pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19," ujar Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo pada Rapat Koordinasi Nasional Pembangunan Perkebunan tahun 2021, Selasa (12/1/2021).
Berdasarkan data BPS, ekspor pertanian bulan Januari hingga November 2020 sebesar Rp399,5 triliun atau naik 12,63 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp349,1 triliun.
Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam
Dari nilai ekspor tersebut kontribusi perkebunan mencapai 90,9 persen atau Rp363,2 triliun dan ini sekaligus menjadi kontributor penting dalam mencapai target gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks).
Ekspor komoditas perkebunan yang melonjak pada Januari-Nopember tersebut paling besar disumbang oleh komoditas kelapa sawit, karet, kakao, dan kopi.
Sejalan dengan arah kebijakan pembangunan pertanian yaitu pertanian maju, mandiri, modern, arah kebijakan dan program pembangunan perkebunan harus mengacu pada kebijakan tersebut.
Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan
Adapun program utama dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah dan ekspor meliputi program peningkatan produksi pangan.
"Saya minta program swasembada gula konsumsi dan pemenuhan kebutuhan minyak goreng menjadi program utama pembangunan perkebunan," ujar Mentan.
Selain itu Mentan menambahkan bahwa Kementan juga telah merancang program pendukung yang diformat dalam cara bertindak (CB) yaitu CB-1 tentang peningkatan kapasitas produksi, utamanya gula.
Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel
CB-2 diversifikasi pangan utamanya Sagu. CB-3 lumbung pangan, CB-4 pertanian modern utamanya mekanisasi dan hilirisasi perkebunan. CB-5 ekspor utamanya kopi, kakao, kelapa, dan karet.
Lebih lanjut Mentan menuturkan program Super Prioritas Pertanian (SPP) pada sub sektor perkebunan antara lain swasembada gula konsumsi; seribu desa perkebunan rumah tangga; program 1 provinsi 1 triliun untuk mekanisasi dan hilirisasi perkebunan; dan digitalisasi perkebunan dan market place.
Selain itu, juga berkontribusi dalam program food estate Kalteng, Sumut, NTT, Maluku, Sumsel, dan Papua; sekolah pertanian di 34 provinsi; 2,5 juta petani milenial; magang petani/pekebun milenial ke luar negeri; dan seribu desa gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks).
Baca Juga : Pejabat Bupati Wajo Hadiri Kunjungan Mentan RI di Rujab Gubernur Sulsel
Dalam mendukung diversifikasi pangan, Mentan meminta jajaran Direktorat Jenderal Perkebunan bersama dinas dan mitra lainnya agar segera melakukan langkah nyata dalam upaya pengembangan sagu sebagai bahan pokok pengganti beras.
"Tingkatkan terus ekspor komoditas perkebunan 2021 secara kualitas dan kuantitas. Tidak hanya untuk kelapa sawit, tetapi juga untuk komoditas strategis lainnya, seperti kopi, kakao, kelapa, karet, kayu manis, lada, dan pala. Buat target-target dan upaya konkretnya secara lebih terukur," ujarnya.
Baca Juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu
Terkait swasembada gula konsumsi, lanjutnya, harus mendapatkan perhatian yang serius. Presiden Jokowi menyoroti khusus terkait hal ini.
"Pembangunan seribu desa perkebunan rumah tangga, diarahkan untuk komoditas kelapa dan komoditas lainnya sesuai potensi daerah," ujarnya.
Mentan menuturkan, bahwa dalam pengembangannya harus diarahkan ke industrialisasi. Pastikan luasan pengembangannya berskala ekonomi, produksi dan produktivitas komoditasnya sesuai skala industri. Rancang kegiatan dan anggaran secara multiyears, buat target pencapaian yang dapat diukur setiap triwulan.
Baca Juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu
“Di era industri 4.0 pembangunan infrastruktur berbasis digital menjadi sebuah keniscayaan. Digitalisasi perkebunan menjadi kunci kecepatan dan ketepatan dalam akselerasi pembangunan perkebunan. Agar terus dilengkapi AWR perkebunan yang telah ada, dan di-link-kan dengan AWR pusat dan daerah di Kostratani. Selain itu juga dikembangkan digitalisasi dalam pelayanan perizinan, peningkatan akurasi data, market place, dan ekspor perkebunan,” tambahnya.
Pada 2021, Direktorat Jenderal Perkebunan harus terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas, produksi, nilai tambah dan ekspor serta kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
“Saya minta semua dapat melaksanakan kebijakan dan program pembangunan perkebunan 2021 yang lebih maju, lebih mandiri dan lebih modern dibanding 2020. Untuk itu Direktorat Jenderal Perkebunan harus meningkatkan kerja sama dan bersinergi dengan eselon I lainnya, kementerian dan lembaga lainnya, pemerintah daerah dan mitra lainnya. Semua pihak harus bekerja keras di lapangan, harus mengerti, bisa dan mampu mengeksekusi kebijakan, program dan arahan," katanya.
Baca Juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu
Diharapkan dengan adanya rapat koordinasi nasional pembangunan perkebunan 2021 ini dapat dirumuskan secara operasional langkah-langkah kongkrit untuk percepatan program dan kegiatan pembangunan perkebunan 2021.
Direktur Jenderal Perkebunan dan jajarannya siap melaksanakan percepatan 2021 sesuai arahan Menteri Pertanian.