Kamis, 14 Januari 2021 14:29

Stabilkan Pasokan dan Harga, Jabar Gencarkan Operasi Pasar Kedelai

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Stabilkan Pasokan dan Harga, Jabar Gencarkan Operasi Pasar Kedelai

Operasi pasar kedelai ini merupakan salah satu langkah 100 hari untuk menstabilkan harga kedelai yang dilakukan pemerintah.

RAKYATKU.COM – Upaya stabilisasi pasokan dan harga kedelai digencarkan di Jawa Barat. Puskopti (Pusat Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia) Jawa Barat, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, dan Satgas Pangan Jawa Barat, melakukan operasi pasar kedelai pada Rabu (13/1/2021).

Operasi pasar kedelai tersebut dilakukan langsung ke pengrajin tahu tempe di tiga lokasi yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Cianjur.

Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, Risfaheri, ini merupakan tindak lanjut gerakan stabilisasi pasokan dan harga kedelai yang dicanangkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Jakarta (7/1/2021), akibat terjadinya lonjakan harga kedelai beberapa waktu terakhir.

Baca Juga : Survei Terbaru Calon Gubernur Sulsel: Menteri Pertanian, Kabaharkam, Waketum Golkar Hingga Bupati Gowa Teratas

Pada pelaksanaan operasi pasar kedelai di Kantor Puskopti Jawa Barat, Jalan Babakan Ciparay Bandung, para perajin tahu dan tempe yang membeli kedelai tampak langsung hadir membeli secara kontan. Mereka berasal dari sentra produksi tahu dan tempe kawasan Antapani, Cibolerang, Bojongloa, dll.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Jafar Ismail menyebutkan, bahwa dalam operasi pasar kedelai ini, harga yang sampai kepada perajin tahu dan tempe adalah Rp8.500/kg.

Walau dijual dengan harga Rp8.500/kg dikatakan tetap lebih murah dibandingkan di pasaran yang saat ini masih sekitar Rp11.000/kg. Biasanya, harga kedelai sebelum naik adalah Rp7.500-an/kg.

Baca Juga : Panen Jagung di Lokasi Food Estate Gunung Mas Memuaskan

"Persoalan kedelai ini yang kabarnya sebagai dampak negara China membeli banyak kedelai dari Amerika, memang banyak berdampak karena banyak sekali keterkaitan," ujar Jafar.

Ketua Puskopti Jawa Barat, Asep Nurdin menyebutkan, bahwa operasi pasar kedelai ini merupakan salah satu langkah 100 hari untuk menstabilkan harga kedelai yang dilakukan pemerintah.

Disebutkan, tahap awal dilakukan selama tiga hari, yaitu Rabu (13/1/2021) sampai Jumat (15/1/2021). Terdapat total 50 ton kedelai yang dipasok untuk operasi pasar ini, untuk di Kopti Kota Bandung 25 ton, Kabupaten Bandung 15 ton, serta Cianjur 10 ton.

Baca Juga : Pupuk Indonesia Dukung Sulsel Menuju Swasembada Pangan 2024. Mentan: Manfaatkan Lahan Rawa

Untuk di Kota Bandung, penjualan operasi pasar kedelai ini di antaranya dilakukan di daerah Sukajadi, Bojongloa. Buahbatu, di Kabupaten Bandung di Jalan Siliwangi Baleendah, serta di Cianjur di Kantor Kopti setempat.

"Harganya Rp8.500/kg dibeli melalui telepon atau sambungan percakapan. Paketnya 50 kg dengan dibayar tunai saat transaksi, namun jika belum dibayar akan dibawa kembali," ujar Asep Nurdin.

Sebelumnya, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan, Agung Hendriadi mengatakan, gerakan stabilisasi pasokan dan harga kedelai ini memang harus terus digencarkan oleh Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perdagangan, Satgas Pangan, Importir dan Gakoptindo/Puskopti di daerah khususnya di pulau Jawa.

Baca Juga : Mantan Gubernur Sulsel Hadiri Pelantikan Andi Amran Sulaiman Jadi Menteri Pertanian RI

"Harga jual yang telah disepakati untuk memenuhi kebutuhan dalam 100 hari ke depan, tentunya ini tidak ada yang dirugikan, saling menguntungkan. Pengrajin tetap bisa berproduksi," kata Agung saat mengunjungi produsen tahu tempe di Bandung, Jawa Barat, Minggu (10/1/2021).

 

#kementan