RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Ketua Tim Konsultan COVID-19 Sulsel, Prof Ridwan Amiruddin, mengatakan meningkatnya kasus Covid-19 di Sulsel salah satunya karena gelaran pesta demokrasi serentak pada 9 Desember lalu.
"Kita sudah prediksi sebelumnya dan terbukti setelah sepekan pilkada 2020 angka kasus makin meningkat," ujar Prof Ridwan, Kamis (17/12/2020).
Bukan itu saja, euforia paslon yang telah menang pada pilkada hingga rapat-rapat akhir tahun berbagai istansi dinilai turut menjadi pemicu peningkatan kasus di Sulsel.
Baca Juga : Kasus Covid-19 Indonesia Meningkat Lagi, Kini Total 6.080.451
Di Sulsel ada 12 kabupaten/kota yang melaksanakan pilkada, yakni Kota Makassar, Kabupaten Bulukumba, Selayar, Maros, Soppeng, Barru, Tana Toraja, Toraja Utara, Luwu Timur, Gowa, Luwu Utara, dan Pangkep.
"Sekarang itu, bahkan Kabupaten Bantaeng masuk zona merah dan hanya Tana Toraja yang ada di zona kuning. Selebihnya di 22 kabupaten/kota itu di zona oranye," ungkap Prof Ridwan.
Sementara itu, hingga Rabu (16/12/2020), kasus terkonfirmasi Covid-19 Sulsel melonjak drastis yakni 447 kasus sehingga total terkonfirmasi positif sebanyak 3.390 kasus.
Baca Juga : Aturan Mudik Lebaran: Wajib Pakai Masker Tiga Lapis, Dilarang Teleponan
Data Satuan Tugas Covid-19 yang diterima di Makassar, Kamis (17/12/2020),
menunjukkan peningkatan kasus positif Sulsel naik 15,4 persen dan hampir semua kabupaten/kota se Sulsel berada di zona oranye.
Peningkatan kasus yang mencapai 447 orang terkonfirmasi positif Covid-19 itu dari hasil tes PCR pada 2.627 orang. Pada hari yang sama, juga diketahui terdapat 120 orang dinyatakan sembuh dan dua orang meninggal.
Guru Besar FKM Unhas tersebut memprediksi penambahan kasus akan terus berlangsung hingga Januari 2021. Hal itu dinilai masih imbas dari pilkada 2020 dan bisa saja akibat dari libur perayaan natal tahun baru nanti.