RAKYATKU.COM - Gejala baru infeksi Covid-19 kembali ditemukan. Usai sebelumnya kehilangan indra penciuman jadi gejala utama, kini peneliti menyebut pasien Covid-19 juga rentan mengalami delirium.
Berdasarkan studi yang dilakukan para peneliti dari Universitas Oberta de Catalunya (UOC), disebutkan bahwa delirium saat ini menjadi salah satu gejala yang muncul pada penderita Covid-19.
Menurut psikolog klinis, Veronica Adesla, delirium adalah sejumlah gejala yang ditandai dengan kebingungan pikiran dan menurunnya kesadaran terhadap lingkungan sekitar.
Baca Juga : Wali Kota Makassar Ingatkan Varian Baru Covid-19
"Kemunculannya dapat dipengaruhi oleh penyakit kronis, tentu ini sangat berbahaya jika dibiarkan, makanya harus segera diobati," ujar Veronica dikutip dari Suara, Sabtu (12/12/2020).
Veronica mengatakan gejala delirium dapat muncul dalam beberapa jam ataupun beberapa hari secara fluktuatif sepanjang hari. Delirium juga mungkin terjadi saat di mana tidak muncul gejala apapun.
Tanda lainnya, seseorang tersebut mengalami kesulitan fokus pada satu topik atau sering berganti topik, kurang responsif terhadap lingkungan sekitar, dan kurang mampu mengingat hal-hal yang baru saja terjadi.
Baca Juga : Waspada! COVID-19 Varian XBB Terdeteksi di Indonesia
"Umumnya ini akan terjadi pada lansia yang mengalami kesulitan menemukan kata yang tepat ketika sedang berbicara dan seseorang tersebut sulit memahami pembicaraan hingga mengalami halusinasi dan gelisah," jelasnya.
Berdasarkan infografis yang diterbitkan oleh Satgas Covid-19, sejumlah gejala delirium antara lain:
Pikiran sulit fokus dan mudah teralihkan
Suka melamun
Lamban bereaksi
Daya ingat menurun
Kesulitan bicara
Berhalusinasi
Mudah tersinggung
Mood sering berubah
Sering gelisah
Kebisaan tidur berubah
Penyebab delirium
Baca Juga : Berlaku 17 Juli 2022, Kemenhub Terbitkan Surat Edaran Perjalanan Dalam dan Luar Negeri
Selain muncul sebagai gejala pada penderita Covid-19, delirium juga dapat terjadi karena akibat penuaan, keracunan alkohol, konsumsi obat-obatan tertentu, dan kondisi medis yang mendasari.
Pada orang yang mengalami gejala delirium, perlu adanya dukungan support system baik itu dari pihak keluarga ataupun dari perawat (caregiver).
"Penderita delirium masih bisa diobati, salah satunya itu perlu adanya support system dari keluarga dan lingkungannya," tutup Veronica.