Selasa, 08 Desember 2020 17:02

Ini Penyebab CCTV Mati di Sekitar TKP Penembakan 6 Anggota FPI

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi ruas tol Cikampek-Palimanan, Subang, Jawa Barat, Minggu (24/5/2020) / Foto: kompas.com
Ilustrasi ruas tol Cikampek-Palimanan, Subang, Jawa Barat, Minggu (24/5/2020) / Foto: kompas.com

Ada gangguan pada link jaringan backbone CCTV/Fibre Optic di kilometer 48+600 sejak Ahad, 6 Desember 2020, pukul 04.40 WIB.

RAKYATKU.COM - PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui anak usaha yang bergerak di bidang pengoperasian jalan tol, PT Jasamarga Tollroad Operator (JMTO), menjelaskan bahwa ada gangguan pada link jaringan backbone CCTV/Fibre Optic di kilometer 48+600 sejak Ahad, 6 Desember 2020, pukul 04.40 WIB.

Direktur Utama PT JMTO Raddy R. Lukman menambahkan, gangguan di titik tersebut mengakibatkan jaringan CCTV mulai dari kilometer 49+000 Karawang Barat sampai dengan kilometer 72+000 Cikampek menjadi offline atau mati.

“Setelah mendapat laporan adanya gangguan CCTV offline, petugas di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek melaporkan hal tersebut sejak hari Minggu, 6 Desember 2020 pada pukul 06.00 WIB kepada tim inspeksi untuk kemudian melakukan penyisiran mencari lokasi penyebab masalah tersebut,” ujar Raddy dalam keterangan tertulis dikutip dari tempo.co, Selasa, 8 Desember 2020.

Baca Juga : Munarman Divonis Tiga Tahun Penjara, Jauh Lebih Ringan dari Tuntutan Jaksa

Karena kondisi saat itu hujan dan pertimbangan kondisi lalu lintas, ujar Raddy, perbaikan tidak dapat dilakukan sampai tuntas karena lokasi gangguan jaringan backbone tersebut berada di tengah median jalan. “Perbaikan baru dapat diselesaikan pada hari Senin, 7 Desember 2020, sekitar pukul 16.00 WIB."

Keberadaan CCTV di area tersebut menadi perbincangan menyusul adanya peristiwa penembakan 6 anggota Front Pembela Islam atau FPI oleh polisi pada Senin dinihari, 7 Desember 2020. Lokasi penembakan anggota FPI itu terjadi di Tol Jakarta - Cikampek KM 50.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan polisi saat ini masih mengumpulkan video rekaman CCTV di sekitar TKP peristiwa tersebut. "Ada-ada (rekaman CCTV-nya) ini kan lagi kami bongkar. Pelan-pelan dulu, besok kami update lagi," ujar Yusri saat dihubungi, Senin, 7 Desember 2020.

Baca Juga : Tiga Mantan Petinggi FPI di Makassar Ditangkap Densus 88, Ada Panglima dan Bahkan Ketua

Sampai saat ini, barang bukti yang akan digunakan polisi dalam kasus tersebut adalah rekaman percakapan di voice note WhatsApp. Rekaman tersebut menunjukkan koordinasi antara simpatisan Rizieq dalam menghambat polisi yang melakukan pembuntutan.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Tubagus Ade Hidayat mengatakan insiden penembakan itu berawal saat mobil anggotanya dipepet oleh dua mobil simpatisan Rizieq Shihab di KM 50 Tol Cikampek pada Senin dinihari pukul 00.30. Setelah dipepet, sebanyak 10 orang anggota FPI menyerang mobil polisi dengan senjata tajam dan senjata api.

Polisi yang diserang kemudian memberikan tembakan balasan. Tubagus mengatakan tak ada anggota polisi yang menjadi korban jiwa dari peristiwa itu. Namun sebanyak 6 orang anggota FPI tewas ditembus timah panas. Sementara 4 orang lainnya yang ikut melakukan penyerangan berhasil melarikan diri.

Baca Juga : Diduga Munarman Terlibat Baiat ISIS, Densus 88 Geledah Bekas Markas FPI di Makassar

Sementara itu Juru Bicara Front Pembela Islam atau FPI Munarman mengatakan bahwa insiden penembakan 6 anggota FPI itu adalah pembantaian. Ia membantah bahwa para anggota FPI yang mulai melakukan penyerangan terhadap polisi.

"Itu adalah pembantaian, dalam bahasa Hak Asasi Manusia itu disebut Extra Judicial Killing. Tentu hal tersebut harus ada pertanggungjawaban secara hukum dari pihak yang melakukan pembunuhan," kata Munarman.

#FPI