RAKYATKU.COM - Pemerintah terus berupaya mempercepat perkembangan kawasan food estate di Kalimantan Tengah dan Humbang Hasundutan, Sumatera Utara untuk mewujudkan ketahaan pangan nasional secara berkelanjutan.
Program prioritas ini dinilai mampu membangun kawasan ekonomi positif baik lokal maupun nasional karena dalam pelaksanaannya melibatkan lintas kementerian dan lembaga terkait serta para petani dan masyarakat sekitar.
Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema mendukung program tersebut agar segera dikerjakan secara masif. Ia menilai program tersebut sangat penting dalam membangun pembangunan kemandirian dan kedaulatan pangan serta upaya untuk mengurangi ketergantugan akan impor melalui program food estate.
Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam
Untuk itu, Fransiskus meminta agar semua pihak memperkuat korelasi dan sinergitas antar lembaga sebagai upaya menguruangi ketergantngan impor. Selain itu, dalam pengembang food estate perwilayah, komoditas harus desuaikan dengan karakteristik lokasi setempat.
"Atas dasar itu menurut saya seharusnya yang dikembangkan adalah produk-produk yang selama ini mungkin dari impornya cukup besar. Saya melihat food estate di Sumatera Utara dengan total 30 ribu ha aspek yang penting adalah bibit berkualitas," kata Fransiscus saat rapat dengar pendapat dengan Kemeterian Pertanian (Kementan), Selasa (17/11/2020).
Mengenai hal ini, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) Momon Rusmono mengatakan bahwa saat ini progres pelaksanaan program food estate sudah masuk tahapan on the right track. Meski masih ada beberapa kendala tetapi tidak akan mengurangi percepatan pengolahan lahan yang sedang dilakukan.
Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan
"Progres pelaksanaan food estate di Kalimantan Tengah realisasinya sudah mencapai 63,40 persen atau sekitar 19 ribu ha dari total target 30 ribu ha," katanya.
Lebih lanjut, Momon mengatakan, target proses pengelolaan lahan program food estate di Kalimantan Tengah diharapkan bisa selesai pada Desember 2020. Hal ini dilihat dari kemampuan alsintan yang sudah diturunkan ke lokasi tersebut.
"Area seluas 30 ribu ha tersebut terdiri atas 20 ribu ha berlokasi di Kabupaten Kapuas sementara 10 ribu ha lainnya berada di Kabupaten Pulau Pisang," katanya.
Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel
Selain itu, Momon menyebutkan realisasi penyaluran saprodi benih padi yang sudah tersalur sekitar 24.100 ha dolomit untuk 25.500 ha pupuk NPK 7 ribu ha serta pupuk hayati, Herbisida, dan juga Urea. Momon melanjutkan, sedangkan realisasi tanam sudah mendekati 5.000 ha.
"Pada saat ini juga dilakukan persiapan terkait aspek kelembagaan korporasi dan juga proses bisnis yang bisa diimplementasikan mulai tahun 2021. Untuk food estate di Humbahas nantinya akan berbasis komoditas hortikultura terutama bawang merah, putih dan juga kentang," katanya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhi menyampaikan bahwa komposisi alat mesin pertanian yang dimiliki Kementan sudah mulai diturunkan pada lokasi food estate yang tersebar di lima kecamatan di Pulau Pisau dan 11 kecamatan di Kapuas.
Baca Juga : Pejabat Bupati Wajo Hadiri Kunjungan Mentan RI di Rujab Gubernur Sulsel
"Kami sudah siapkan alsintan yang terdiri dari traktor roda 2 (TR 2) sebanyak 914 unit dan traktor roda 4 (TR 4) sejumlah 318 unit," tuturnya.