Selasa, 17 November 2020 17:38

Petugas TPS Diharap Jadi Pelopor Penegakan Protokol Kesehatan

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Anggota Dewan Kehormahatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) RI, Didik Supriyanto
Anggota Dewan Kehormahatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) RI, Didik Supriyanto

Anggota Dewan Kehormahatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) RI, Didik Supriyanto mengatakan bahwa pelaksaan Pilkada 2020 di tengah pandemi Covid-19, akan terasa berbeda dengan Pilkada pada sebelum-sebelumnya.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Rangkaian tahapan pemilihan kepala daerah secara serentak terus berlanjut. Tahapan tahapan dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus Corona. 

Anggota Dewan Kehormahatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) RI, Didik Supriyanto mengatakan bahwa pelaksaan Pilkada 2020 di tengah pandemi Covid-19, akan terasa berbeda dengan Pilkada pada sebelum-sebelumnya.

Pasalnya, masyarakat yang datang untuk memilih sudah tidak dapat lagi  berkerumun untuk berbagi cerita dan canda saat berada di TPS. Para pemilih pun akan digilir satu persatu saat akan memasuki TPS. Hal ini akan berbeda dengan pilkada sebelumnya. Dimana para pemilih yang biasanya bergerombolan masuk di Tempat Pemungutan Suara (TPS) namun saat hari pencoblosan nanti harus menerapkan protokol kesehatan.

Baca Juga : Kasus Covid-19 Indonesia Meningkat Lagi, Kini Total 6.080.451

"Situasi pandemi nanti kan beda. Orang datang harus digilir, karena bergerombol nggak boleh," kata Didik di Kota Makassar. 

Didik menjelaskan secara umum, satu TPS maksimal pemilihnya tercatat ada 500 orang. Pelaksanaan pencoblosan akan dimulai pada jam 7 pagi hingga jam 13.00 siang. Dengan waktu tersebut petugas harus dapat mengatur para pemilih dengan sebaik mungkin.

Selain itu, petugas yang berada di TPS juga harus menerapkan protokol kesehatan. Mulai dengan memakai masker, cuci tangan, jaga jarak hingga memakai sarung tangan.

Baca Juga : Aturan Mudik Lebaran: Wajib Pakai Masker Tiga Lapis, Dilarang Teleponan

"Karena jam 7 sampai jam 13.00, maka harus dibikinkan antrian yang benar. Kemudian apa yang akan kita bayangkan, kalau misalnya petugas TPS sendiri tidak pakai masker. Tidak taat pada protokol covid-19. Itu kan bisa membuat pemilih takut," tambahnya.

Dengan pilkada yang dilaksanakan tengah pendemo corona pemerintah terus menggalakkan penerapan protokol kesehatan. Didik pun berharap para petugas yang berperang dalam menyelenggarakan pilkada mampu menjadi contoh.

"Makanya kita ingin supaya petugas-petugas TPS menjadi pelopor, menegakkan protokol Covid-19," sebut Didik.

Baca Juga : Satgas COVID-19: Buka Puasa Bersama Boleh, tetapi Jangan Mengobrol

Meski dilaksanakan di tengah pendemo corona, nantinya pencoblosan akan menggunakan protokol kesehatan. Olehnya itu, masyarakat yang datang mencoblos diharapkan terhindar dari penyebaran virus. Didik menerangkan alat-alat protokol kesehatan juga akan difasilitasi. Karena itu, ia meminta agar masyarakat yang datang memilih dan petugas penyelenggara di TPS dapat mematuhi protokol kesehatan. 

Semua itu ditempuh agar pelakasaan pilkada dapat berjalan dengan sukses tanpa harus menjadikan TPS sebagai wadah penularan Covid-19.

"Itu semua nanti akan difasilitasi. Semua itu harus diterapkan. Sebab, nggak gampang pakai masker itu. Mungkin sejam dua jam enak. Tapi kalau setengah hari pakai masker pusing juga itu kalau nggak biasa ya. Ini yang memang harus kita dorong dan ingatkan agar pilkada tetap jalan baik tapi tidak menjadi arena penularan virus corona," bebernya.

Penulis : Syukur
#Satgas Covid-19