Selasa, 17 November 2020 21:01

Aplikasi Muslim Pro Jual Data Penting Pengguna ke Militer Amerika Serikat

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Dalam laporan Motherboard menemukan, aplikasi Muslim Pro paling banyak mengirim data penggunanya ke X-Mode.

RAKYATKU.COM - Militer Amerika Serikat dilaporkan membeli data penting berupa lokasi puluhan juta umat Islam di seluruh dunia dari aplikasi Muslim Pro.

Laporan laman Vice Motherboard menyebutkan bahwa militer AS menggunakan dua metode terpisah untuk mendapatkan data lokasi pengguna.

Pertama melibatkan produk bernama Locate X. Layanan itu dibeli untuk membantu Komando Operasi Khusus AS (USSOCOM), divisi militer yang ditugaskan untuk kontraterorisme, pemberontakan, dan pengintaian khusus, dalam operasi pasukan khusus di luar negeri.

Baca Juga : AS Kirim VAMPIRE ke Ukraina 

Metode kedua mendapatkan data melibatkan perusahaan bernama X-Mode. Perusahaan ini memperoleh data lokasi langsung dari aplikasi kemudian menjual data tersebut ke kontraktor, dan dengan ekstensi ke militer AS.

Sebagai imbalan, X-Mode membayar biaya kepada pengembang aplikasi berdasarkan jumlah pengguna yang dimiliki. Misalnya, sebuah aplikasi dengan 50.000 pengguna aktif harian di AS akan menghasilkan pengembang USD1.500 sebulan.

Dalam laporan Motherboard menemukan, aplikasi Muslim Pro paling banyak mengirim data penggunanya ke X-Mode. Untuk diketahui Muslim Pro menjadi salah satu aplikasi populer yang banyak digunakan umat Islam di seluruh dunia.

Baca Juga : Penembakan Massal Terjadi di Berbagai Kota AS, Lebih dari 12 Orang Tewas

Tercatat aplikasi yang menampilkan jadwal sholat dan petunjuk arah kiblat ini telah diunduh lebih dari 50 juta kali di Android. Bila digabungkan dengan iOS dan platform lain total lebih dari 98 juta pengunduhan.

Pantauan Motherboard, baik Muslim Pro versi Android maupun iOS sama-sama mengirimkan data lokasi ke X-Mode. Tidak hanya itu, data nama jaringan, stempel waktu, model ponsel yang digunakan turut pula disetorkan. Pihak Muslim Pro belum berkomentar soal laporan ini.

#Muslim Pro #Amerika Serikat