Senin, 09 November 2020 16:07

Bustanul Arifin: Pertanian Jadi Bantalan Resesi Ekonomi

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Prof Bustanul Arifin
Prof Bustanul Arifin

Pertumbuhan positif sektor pertanian pada triwulan III 2020 yang mencapai angka 2,15 persen (Y on Y), jauh di atas dari pertumbuhan ekonomi nasional yang minus 3,45 persen.

RAKYATKU.COM - Peningkatan pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian diapresiasi kalangan akademisi maupun pengamat.

Tak dipungkiri, capaian tersebut, juga didorong oleh upaya maksimal dari instansi terkait yaitu Kementerian Pertanian (Kementan).

Menurut Pengamat Ekonomi Pertanian dari Universitas Unila Lampung, Prof Bustanul Arifin, pertumbuhan positif sektor pertanian pada triwulan III 2020 yang mencapai angka 2,15 persen (Y on Y), jauh di atas dari pertumbuhan ekonomi nasional yang minus 3,45 persen. 

Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam

"Pandemi corona juga berdampak pada tingkat pengangguran terbuka (TPT) menjadi 9,77 juta orang atau 7,07 persen. Pada sisi ini, sektor pertanian menyerap lapangan kerja 29,76 persen atau peningkatannya mencapai satu persen," ucap Prof Bustanul saat dihubungi Minggu (8/11/2020).

Selain itu, bila dilihat dari sisi pangsa pasar, pertanian juga terlihat bangkit yang semula di tahun 2010 sebesar 15,3 persen sempat turun di tahun 2019 menjadi 13 persen. Namun, tepat di triwulan ke III 2020 naik menjadi 14,68 persen. 

Sehingga disimpulkannya, dalam kondisi sulit di masa pandemi Covid-19, sektor pertanian menjadi bantalan dan andalan menghadapi resesi perekonomian.

Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan

"Di sini lah peran Kementerian Pertanian yang tidak pernah kendor," tegasnya.

Dirinya mencermati, beberapa bidang lain seperti peternakan dalam dua triwulan berturut-turut masih mengalami pertumbuhan negatif. Hal tersebut, disebabkan oleh rendahnya harga daging dan telur ayam, akibat melemahnya permintaan.

"Ini menjadi amat signifikan mengganggu kinerja subsektor peternakan, sehingga perlu mendapat perhatian serius, jika ingin mencapai yang lebih baik," paparnya.

Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel

Namun Bustanul menerangkan Kementerian Pertanian telah melakukan langkah terbaik, dengan mengeluarkan surat edaran Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk mengelola jumlah atau suplai GGPS (Great-Grand Parent Stock) atau bibit-biangnya ayam dan GPS (Grand-Parent Stock) yang menghasilkan parent stock dan DOC (day-old chicken). 

"Apabila upaya tersebut terus dijalankan, maka sektor peternakan akan tumbuh maksimal," pungkasnya.

Sementara itu, akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB), Muhammad Firdaus mengatakan sektor pertanian adalah penolong bagi perekonomian Indonesia di tengah suasana pandemi Covid-19 yang terus berkepanjangan. Pertanian ibarat sebuah nyawa terhadap hidup dan matinya roda sebuah bangsa.

Baca Juga : Pejabat Bupati Wajo Hadiri Kunjungan Mentan RI di Rujab Gubernur Sulsel

Firdaus menyatakan, data BPS mengenai pertumbuhan sektor pertanian adalah kabar gembira sekaligus pemicu bagi petani untuk meningkatkan produksi kebutuhan pangan nasional.

"Apalagi, pertumbuhan ini terjadi saat sektor lain mengalami penurunan. Ini kabar gembira bagi perekonomian Indonesia," pungkasnya.

 

#kementan