Rabu, 28 Oktober 2020 15:29

Ketua PKS Pangkep Respons Postingan Soal "Jangan Jadikan Perempuan Pemimpin"

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ketua PKS Pangkep Respons Postingan Soal "Jangan Jadikan Perempuan Pemimpin"

Ketua DPD PKS Kabupaten Pangkep, Ardi Arsyad mengatakan, konteks memahami kepemimpinan perempuan dahulu dan sekarang sudah berbeda.

RAKYATKU.COM, PANGKEP - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Pangkep turut merespon postingan di media sosial yang mengandung kata-kata provokatif untuk tidak memilih perempuan sebagai pemimpin.

Ketua DPD PKS Kabupaten Pangkep, Ardi Arsyad mengatakan, konteks memahami kepemimpinan perempuan dahulu dan sekarang sudah berbeda. Hal itu dikarenakan ruang dan waktu pada zaman dahulu, perempuan kurang dalam hal pengetahuan.

Ardi mengutip hadis Rasulullah SAW. “Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka kepada wanita.” (HR. al-Bukhari, an-Nasa’i, at-Tirmidzi dan Ahmad).

Baca Juga : Lutfi Hanafi Ajak Bupati Pangkep Foto Bareng Usai Nyoblos di TPS

"Kondisi wanita pada waktu itu, belum memungkinkan mereka untuk menangani urusan kemasyarakatan. Karena ketiadaan pengetahuan dan pengalaman. Sedangkan pada zaman sekarang, sudah banyak wanita yang memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai urusan tersebut," kata Ardi.

"Memahami hadis tersebut dari semangat dan ‘illat-nya (kausa hukum) sebagaimana kaidah usul fikih. Artinya 'Hukum itu berlaku menurut ada atau tidaknya ‘illat'," tambahnya lagi.

Kata Ardi, sebenarnya pemahaman tekstual seperti ini tidak selamanya benar. Apalagi dalam memahaminya tidak mempertimbangkan dimensi waktu dan ruang.

Baca Juga : MYL-SS Absen, Anir-Lutfi Hadir di Acara Zikir dan Doa Bersama Polres Pangkep

"Mengkontekstualisasikan kerelevanan hadis tersebut dengan realita pada zaman Nabi Muhammad SAW dengan zaman sekarang, memiliki perbedaan yang cukup jauh terlebih mengenai permasalahan wanita. Dapat diketahui bahwa wanita zaman sekarang memiliki kemampuan yang hampir sama dengan laki-laki, sekalipun secara fisik dan psikis tentu memiliki perbedaan," urainya.

Hal yang senada, kata dia, juga diungkapkan oleh Buya Hamka. Buya Hamka memaknai surat at-Taubah ayat 71, bahwa orang mukmin laki-laki maupun perempuan, mereka bersatu dan saling memimpin satu sama lain dalam satu kesatuan i’tiqad, yaitu percaya kepada Allah SWT.

Dengan kata lain, perempuan ambil bagian dalam menegakkan agama, dan membangun masyarakat beriman, baik laki-laki dan perempuan (Hamka, Tafsir al-Azhar halaman 292-293)

Baca Juga : Bagi-bagi Insentif RT/RW Jelang Pencoblosan Dinilai Rusak Citra Pemkab Pangkep

Dalam ayat tersebut, lanjut dia, dapat juga dipahami bahwa kedudukan perempuan adalah mendapat jaminan yang tinggi dan mulia. Terang dan nyata kesamaan tugas perempuan dan laki-laki yang sama-sama memikul kewajiban dan sama-sama mendapat hak. Jadi bukan saja orang laki-laki yang memimpin perempuan, bahkan orang perempuan memimpin laki-laki.

"Perlu diketahui juga, bahwa sifat kepemimpinan pada masa sekarang adalah kolektif kolegial. Yaitu melibatkan banyak orang dalam satu pemerintahan. Sehingga seorang perempuan yang menjadi pemimpin, misalnya, tidak harus mengurus semua hal yang berkaitan dengan pemerintahan, karena hal ini akan terasa sangat berat. Ia bisa secara bersama-sama bekerja dengan orang yang terlibat di dalamnya untuk mengurus kepentingan rakyat," sambungnya.

Sehingga dia menyimpulkan, bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai peluang yang sama untuk melakukan kebaikan, karena keduanya bertanggung jawab untuk memerintahkan kebajikan dan mencegah kemungkaran.

Baca Juga : Penyerahan Insentif Ketua RT/RW Jelang Pencoblosan Pilkada Pangkep Disorot

Seperti diberitakan, postingan tentang jangan memilih perempuan sebagai pemimpin, dibuat oleh akun bernama Karmaskandar Magello di grup Diskusi Demokrasi dan Pilkada Pangkep, Senin (26/10/2020).

Kampanye hitam ini nampaknya mengarah kepada dua kontestan Pilkada Pangkep. Masing-masing calon bupati nomor urut 4, Andi Nirawati dan calon wakil bupati nomor urut 3, Rismayani.

#pilkada pangkep 2020