RAKYATKU.COM, PINRANG - Seorang perempuan usia 58 tahun, warga Kecamatan Batulappa, Kabupaten Pinrang, meninggal setelah menjalani perawatan selama dua hari di RSJ Dadi, Kota Makassar.
"Pasien sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum (RSU) Andi Makkasau, Kota Parepare, selama tiga hari lalu dirujuk ke RSJ Dadi di Kota Makassar dan menjalani perawatan selama dua hari dan meninggal di sana. Pasien sudah dikebumikan dengan protokol kesehatan di Pemakaman Macanda, Kabupaten Gowa," terang Dyah Puspita Dewi, Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pinrang, Kamis (22/10/2020).
Dengan bertambahnya jumlah pasien yang meninggal, tercatat telah tujuh warga Pinrang yang meninggal karena Covid-19. Sementara yang masih menjalani perawatan dan penanganan, tersisa 26 orang. Empat di antaranya menjalani perawatan di rumah sakit dan 22 lainnya sebagai duta Covid, menjalani wisata Covid di Makassar.
Baca Juga : Jalan Santai Peringati Hari Pengendalian Nyamuk Nasional Dilepas PJ Sekprov dan Bupati Pinrang
Data terbaru terkait Covid-19 di Pinrang, kata Dyah, mengalami penurunan dan tidak ada penambahan kasus. Namun, rapid test masih dilakukan tertutama pada mereka yang akan melakukan bepergian atau setelah melakukan perjalanan luar daerah.
Dia menambahkan, pihaknya juga masih melakukan swab test pada mereka yang ada kontak erat dengan pasien positif, serta pada pasien yang sementara dirawat di rumah sakit atau puskemas yang menunjukan gejala mengarah Covid-19.
"Sepanjang didukung dengan kedisiplinan masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan, kami yakin Pinrang bisa kembali ke zona hijau," papar Dyah yang juga Kadiskes Pinrang.
Baca Juga : Kalla Group Ajak Puluhan Jurnalis Ikut Media Outing,
Terpisah, Kabid Pelayanan Covid-19 RSUD Andi Makkasau Parepare, Sri Umi Wahyuni membenarkan bahwa pasien asal Pinrang tersebut sempat menjalani perawatan selama tiga hari dan ditangani tim medis khusus Covid-19 di ruang isolasi.
Sebelum akhirnya dirujuk ke Makassar, kata Sri, kondisi komponen Glasgow Coma Scale (GCS) 15 saturasi pasien, tidak stabil. Karena itu, kata dia, dokter yang menangani pasien, berinisiatif untuk merujuk pasien, karena membutuhkan alat khusus.
"Pasien juga ada penyakit penyerta. Diabetes Melitus (DM) type 2," bebernya.