Kamis, 22 Oktober 2020 12:01
Editor : Fathul Khair Akmal

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Momentum perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Partai Golkar ke-56 menjadi ajang bagi Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel, HM Taufan Pawe kembali membakar semangat militansi para kader.

 

Perayaan yang dilaksanakan dengan menerapkan pola protokol kesehatan secara ketat di Hotel Claro, Kota Makassae Rabu, (21/10/2020) malam ini, dihadiri oleh Ketua DPRD Sulsel, Andi Ina Kartika Sari, Ketua Fraksi Golkar Sulsel, A Hatta Marakarma dan sejumlah Anggota Fraksi Golkar, Politisi senior, Marzuki Wadeng, dan sejumlah kader Golkar di sejumlah daerah, termasuk Ketua DPRD Kabupaten Maros, Wakil Walikota Palopo, dan Takalar.

Dalam pidatonya, Taufan Pawe menyerukan komitmen bagi para kader untuk menjalankan kewajiban dan menerima haknya. Antara hak dan kewajiban itu kata Taufan dicanangkannya dalam konsep faktual dengan menjadikan kader Golkar sebagai subjek.

Baca Juga : Tim Hukum Golkar Sulsel Ikuti Bimtek Hukum Acara PHP yang Diselenggarakan MK

Disebutkan, kewajiban yang dimaksud adalah menjadi kader militan, bekerja total dalam membesarkan partai Golkar. Setelah kewajiban tersebut terpenuhi, maka kewajiban bagi Golkar memberikan kemudahan memuluskan keinginan kader melenggang dalam event politik, seperti pilkada dengan hadiah politik tanpa mahar.

 

“Saya ingin tempatkan kader Golkar sebagai subjek. Subjek itu punya kepastian hukum. Para kader dan fungsionaris punya hak dan kewajiban . Kalau kita sudah punya jiwa militansi, sudah bekerja total membesarkan Golkar, maka kita pasti menuntut hak kita. Begitu tiba masa menuntut haknya, saya tentu harus memberikan hak misalnya yang ingin jadi calon Bupati atau walikota harus kita penuhi tanpa syarat,” seru Taufan, diikuti tepuk riuh puluhan kader Golkar yang hadir.

Taufan Pawe mengulas Politik Tanpa Mahar yang menjadi prinsip Partai Golkar. “Politik tanpa mahar ada pada Golkar. Inilah yang harus kita perjuangkan,” lanjut Taufan Pawe.

Tema nasional HUT Golkar ke-56 “Bersama Golkar Kesehatan Pulih Ekonomi Bangkit Pilkada Menang” dimaknai Taufan sebagai momentum dalam menjadikan Sulsel sebagai pionir.

“Malam ini kita dalam pertautan hati yang kuat dalam mebesarkan Golkar. Saya berkeyakinan DPD I Golkar Sulsel tidak akan tertinggal dengan daerah lain,” optimis Walikota Parepare dua periode ini.

Baca Juga : Usai Hadiri Open House Airlangga, TP Minta Waspadai 'Makelar' Usungan Cakada Golkar dan Pimpinan Dewan

Momentum HUT Golkar ini, Taufan Pawe juga mengajak semua kader bersatu dan tidak terpancing atas riak-riak yang terjadi yang dapat memecah belah partai berlambang Beringin itu.

“Jangan kita galau atas riak-riak yang terjadi. Musda sudah selesai. Golkar adalah organisasi yang besar, teruji dan memiliki sistem. Jangan sampai kita sendiri yang mencabik-cabik partai kita karena partai kita partai terhormat,” pesan Taufan.

Taufan Pawe juga banyak mengulas masa kecil saat ditempa oleh Ayah seorang politisi Golkar dengan tegas dan disiplin.

Baca Juga : Depan Airlangga, Taufan Pawe Tegaskan Golkar Sulsel All Out Menangkan Prabowo-Gibran

Wajar saja jika pria yang lahir pada bulan yang sama dengan HUT Golkar ini, mengungkapkan komitmen dalam mengembalikan kejayaan Golkar dengan ditakdirkannya sebagai Ketua DPD I Golkar Sulsel.

“Waktu kecil Pak saya dicambuk, miring sedikit saja gambar Golkar yang saya pasang dicambuk. Saya yakin di alam kubur orangtua saya pasti tersenyum melihat anaknya menjadi ketua DPD I Golkar Sulsel,” suara tepuk tangan riuh kembali terdengar pada perayaan HUT yang dilanjutkan dengan seremony virtual bersama DPP yang dihadiri langsung Ketua umum, Airlangga Hartanto.

“Dalam hidup saya, saya bukan type spekulatif. Saya melihat sesuatu secara faktual, bukan spekulasi. Saya jemput takdir saya sebagai Ketua DPD I. Saya berkomitmen, percayalah setiap pemimpin punya masa, setiap masa punya pemimpin. Saya akan terseleksi oleh masa itu sendiri. Jaga saya dan kontrol saya,” ulang Taufan, berpesan.

Baca Juga : Sepak Terjang Advokat Taufan Pawe yang Kini Masuk Tim Hukum Prabowo-Gibran

Taufan Pawe juga mengingatkan, sinergitas antara DPD I dan DPD II harus terwujud. Bukan hanya pola ‘top down’ saja, namun juga ‘botton up’. “Sinergitas DPD I dan DPD II tidak boleh ada jarak. Top down atau botton up. Dari atas ke bawah dan tidak tertutupkemungkinan dari bawah ke atas,” tandasnya.

Penulis : Hasrul Nawir