Rabu, 30 September 2020 21:56
Foto: IST
Editor : Redaksi

TAKALAR - Sejumlah Kelompok Tani di berbagai desa di Kabupaten Takalar kompak pasang badan kepada Bupati Takalar, Syamsari. Hal ini merespon pernyataan Ketua DPRD Takalar Darwis Sijaya yang menyebut program sapi untuk setiap kepala keluarga sama sekali tak berjalan.

 

Salah satu Ketua Kelompok Tani Desa Bentang Daeng Ngago marah dengan pernyataan Ketua DPRD itu. Pasalnya, program sapi itu telah berjalan selama dua tahun terakhir dan telah banyak kelompok tani yang menerima sapi dari Pemkab Takalar.

“Saya terus terang kaget dan pastimi marah waktu baca berita di media kalau Ketua DPRD Takalar bilangi pak Bupati bohong mengenai bantuan sapi setiap KK bagi petani. Justru saya mau bilang kalau Pak Darwis itu yang pembohong besar,” kata Daeng Ngago kepada wartawan, Rabu 30 September 2020.

Baca Juga : Ratusan KK Terdampak, Wakil Bupati Takalar Masih Sisir Daerah Banjir

Apalagi kata dia, saat pembagian sapi di Dinas Pertanian, justru Darwis Sijaya yang mendampingi Bupati membagikan sapi kepada perwakilan kelompok tani. Ia pun meminta kepada Darwis untuk berhati- hati bicara dan tidak menyebar hoax karena bisa merusak citra PKS sebagai partai Islam.

 

“Heran juga saya karena waktu acara pembagian sapi, Ketua DPRD hadir juga di situ ikut memberikan sapi kepada kelompok tani. Jadi saya minta kepada Pak Darwis untuk berhenti menyebarkan hoax,” terang tokoh masyarakat Bentang itu.

Senada dengan Daeng Ngago, Ketua Kelompok Tani Bonto Kassi, Daeng Lapang juga kecewa dengan pernyataan Darwis Sijaya. Ia menegaskan, jika pernyataan politisi PKS itu adalah sebuah kebohongan besar.

Baca Juga : Kerja Sama PMI, Hari Jadi Ke-61 Takalar Dirangkaikan Donor Darah

“Kami terima bantuan sapi, terus berbohongnya di mana? Saat pembagian sapi, saya lihat Pak Ketua DPRD juga hadir,” ungkap Daeng Lapang.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pertanian Takalar Muhammad Hasby mengatakan, selama dua tahun kepemimpinan Syamsari Kitta bersama Achmad Se’re telah membagikan lebih 3000 sapi. Hanya saja, untuk tahun ini tidak berjalan efektif karena anggaran semua dialihkan untuk penanganan Covid 19 berdasarkan instruksi dari Presiden RI.

“Sudah ada terbagi 3000 sapi, dan itu masih akan terus bertambah, hanya saja untuk saat ini terkendala karena ada Covid 19,” terang Hasby.