RAKYATKU.COM - Dua bulan hidup di gorong-gorong. Bagaimana bisa? Hanya DE (42) yang bisa menggambarkannya.
"Informasi dari warga diam saja di sana (dua bulan). Kadang diberi warga makan tiap hari," kata Kasat Pol PP Buleleng, I Putu Artawan, Minggu (20/9/2020).
Perempuan itu tinggal di gorong-gorong sebelah utara Taman Makam Pahlawan Curastana, Buleleng, Bali.
Baca Juga : Tersesat di Hutan, Kakek di Toraja Akhirnya Ditemukan
Sebenarnya dia meninggalkan rumah sejak Januari 2020 lalu. Dua bulan terakhir, dia tinggal di gorong-gorong.
DE diduga depresi karena orang tuanya meninggal dunia dan masalah internal keluarganya.
Setelah dua bulan tinggal di gorong-gorong, beberapa warga melaporkannya ke Dinas Sosial Buleleng. Petugas menjemputnya, Jumat (18/9/2020).
Baca Juga : Jika Ada Cakades Depresi, Puskesmas di Barru Siap Layani
Menurut Putu Artawan, DE sempat menolak saat akan dievakuasi. Setelah dibujuk petugas, dia akhirnya mau naik ke mobil Dinas Sosial. Setelah dievakuasi, DE dibersihkan dan diberi makan.
Kepala Dinas Sosial Buleleng Putu Kariaman Putra mengatakan DE masih bisa diajak bicara terkait identitas dan alamat rumahnya.
Oleh petugas, DE kemudian diantarkan pulang ke rumahnya di Banjar Dinas Bingin Banjah, Desa Temukus, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali.
Baca Juga : Diduga Depresi, Gadis Cantik Asal Pangkep Akhiri Hidup dengan Melompat dari Menara Masjid
"Kita ajak ngobrol masih nyambung. Mungkin seperti depresi saja," kata dia seperti dikutip dari Kompas.com.