RAKYATKU.COM - Anda perokok? Dan masih sehat-sehat saja? Para peneliti menemukan fakta mengerikan pada otak perokok.
Merokok memiliki andil yang signifikan dalam semua kasus perdarahan subarachnoid. Jenis gangguan serebrovaskular yang paling fatal di otak.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Stroke menegaskan kembali hubungan antara merokok dan perdarahan subarachnoid (SAH). Sejenis stroke perdarahan yang terjadi di bawah selaput yang menutupi otak dan seringkali berakibat fatal.
Baca Juga : Buka Store ke-23 di Makassar, Booths Tawarkan Promo Menarik
"Studi kami memberikan bukti tentang hubungan antara merokok dan pendarahan di otak," kata peneliti studi Ilari Rautalin dari Universitas Helsinki di Finlandia seperti dikutip dari IANS.
Studi ini menggunakan data perawatan kesehatan dari Finnish Twin Cohort, database nasional dari 32.564 individu (16.282 pasangan kembar di Finlandia) yang lahir sebelum 1958 dan hidup pada tahun 1974. Diikuti selama lebih dari 42 tahun antara 1976 dan 2018.
Para peneliti berusaha untuk mengklarifikasi faktor-faktor yang terlibat ketika hanya satu kembar yang menderita pendarahan fatal di otak. Peneliti berhipotesis bahwa merokok dapat memainkan peran penting.
Baca Juga : Rayakan Lebaran, Jaga Diri dan Keluarga Dengan Tetap Patuhi Prokes
Para peneliti mengidentifikasi 120 kejadian stroke perdarahan yang fatal di antara si kembar. Hubungan terkuat untuk pendarahan otak yang fatal ditemukan di antara para perokok.
Data yang dikumpulkan dari survei termasuk merokok; tekanan darah tinggi (diagnosis atau penggunaan obat antihipertensi), aktivitas fisik, indeks massa tubuh, pendidikan, dan penggunaan alkohol.
Peserta dipisahkan menjadi dua kelompok: perokok (sesekali atau aktif) atau bukan perokok (tidak pernah dan mantan). Perokok aktif diklasifikasikan menurut jumlah rokok yang diisap per hari: ringan, kurang dari 10; sedang, 10-19; berat, 20 atau lebih.
Baca Juga : Grand Opening SYR Aestetic Clinic, Facial Hanya Rp 50 Ribuan
Analisis dari 120 peristiwa perdarahan fatal menemukan empat kematian terjadi di antara kedua kembar berpasangan.
Dari 116 kematian yang tersisa, satu kembar meninggal karena pendarahan di otak. Sementara yang lainnya meninggal karena sebab lain, bermigrasi selama masa tindak lanjut atau masih hidup pada akhir studi tindak lanjut.
Perokok berat dan sedang memiliki risiko tiga kali lipat mengalami pendarahan fatal di otak. Sedangkan perokok ringan memiliki risiko 2,8 kali lebih rendah.
Baca Juga : Benarkah Air Kelapa Bisa Keluarkan Batu Ginjal? Ini Penjelasan Dokter Spesialis Urologi RS Siloam Makassar
Menurut penelitian, usia rata-rata pada pendarahan otak yang fatal adalah 61,4 tahun.
Faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah dan menjadi perempuan tidak ditemukan pengaruh yang signifikan dalam penyelidikan ini, tidak seperti penelitian sebelumnya.
"Merokok dikaitkan dengan pendarahan fatal di otak secara konsisten pada pria dan wanita dan dengan kematian akibat stroke akibat pendarahan pada pasangan kembar di mana hanya satu dari si kembar yang meninggal karena SAH," tulis penulis penelitian.