Rabu, 09 September 2020 19:11

Pengamat: Kemenangan di Pilwalkot Makassar Bakal Ditentukan Panggung Belakang

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Andi Luhur Priyanto
Andi Luhur Priyanto

Tantangan bagi calon pasangan yang tidak memiliki investasi sosial politik di Kota Makassar. Mereka harus bekerja ekstra untuk mensosialisasikan diri di situasi pandemi Covid-19

RAKYATKU.COM - Siapakah yang akan memenangkan pemilihan wali kota dan wakil wali kota Makassar? Masih sulit diprediksi. Namun, setidaknya bisa diukur dari beberapa faktor. 

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Makassar, Andi Luhur Priyanto mengatakan, keempat pasangan punya kekuatan dan kelemahan masing-masing. Hal ini terutama karena mereka “dikawinkan” oleh partai pengusungnya.

"Tetapi lazimnya 'perkawinan politik' tidak selalu melemahkan posisi dukungan. Bisa jadi justru mereka saling melengkapi dan memperluas basis dukungan. Apalagi jika keduanya berasal dari basis sosiokultural yang berbeda," kata Luhur, Selasa malam (8/9/2020).

Baca Juga : Sudah Komitmen, Appi-Rahman Lanjutkan Perjuangan Tangani Covid-19 di Kota Makassar

Di sisi lain, tambah Luhur, modal politik menjadi salah satu faktor yang sangat mendukung untuk memenangkan pertarungan Desember mendatang.

"Tantangan bagi calon pasangan yang tidak memiliki investasi sosial politik di Kota Makassar. Mereka harus bekerja ekstra untuk mensosialisasikan diri di situasi pandemi Covid-19," sebutnya.

Luhur juga menyebut, Pilwali Makassar bisa sangat dramaturgis. Pertarungan dimenangkan di “panggung depan” kadang bukan kemenangan yang sesungguhnya. Namun keberadaan tokoh dianggap berpengaruh.

Baca Juga : Sudah Sempat Crossing, RTK Ungkap Penyebab Appi-Rahman Kalah Atas Danny-Fatma Versi Quick Count

"Masih ada tarung 'panggung belakang' yang harus dimenangkan dari persaingan para tokoh besar dari 'belakang layar' kontestasi. Ujian kontestasi yang sesungguhnya," bebernya.

Salah satu dinamika yang mewarnai pesta pemilihan wali kota dan wakil wali kota Makassar adalah beberapa pasang bakal calon justru didorong oleh partai yang bukan partainya. Termasuk di antaranya ada yang pindah partai atau baru memiliki KTA partai.

"Dinamika biasa saja. Pembangkangan atas putusan partai pun selalu terjadi. Termasuk kalau partai bermain safety atau bermain 'dua kaki'. Kuncinya di penegakan disiplin organisasi. Tapi sebenarnya ini dampak dari 'pasar gelap' kandidasi. Tidak ada standar yang objektif dalam seleksi kandidat. Aspirasi kader sering berlawanan dengan keputusan sentralistik elite DPP partai," tuturnya.

Baca Juga : Beri Selamat Danny-Fatma, Dilan Apresiasi Appi-Rahman dan Imun

Pada akhirnya, lanjut Luhur, keputusan institusi partai yang menentukan. Kalaupun keputusan itu digembosi oleh perlawanan anggota, kembali ke aturan masing-masing partai.

"Memang loyalitas kader partai lebih banyak di bangun atas dasar followership (kepengikutan) pada patron atau tokoh tertentu. Ketika patron atau tokoh yang diikutinya menjauh atau bahkan melawan kebijakan partai, maka para pengikut pun akan meneruskan perlawanan yang sama," cetusnya.

Penulis : Syukur
#Pilkada Makassar