Minggu, 02 Agustus 2020 13:01
Masjidilharam. (Foto: AFP)
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM - Jejak karbon yang lebih kecil, lebih sedikit limbah, dan lebih ramah lingkungan. Itulah kesimpulan pemerhati lingkungan mengenai ibadah haji tahun ini. Jumlah jemaah yang secara dramatis dikurangi karena Covid-19 membuka prospek "haji hijau".

 

Selain pusing dalam urusan logistik dan keamanan, kehadiran serentak sekitar 2,5 juta jemaah haji--salah satu pertemuan terbesar di dunia--biasanya juga menimbulkan tantangan lingkungan yang sangat besar.

Ibadah haji tahun ini dibatasi hingga maksimum 10 ribu jemaah, menurut kantor berita AFP. Bagi pegiat lingkungan seperti Nouhad Awwad, bukan ukuran massa yang menentukan dampak pada lingkungan, tetapi lebih pada "perilaku kolektif kita".

Baca Juga : Raja Salman Salat Idulfitri di Masjidilharam, Pertama setelah Pandemi

"Haji tahun ini, meskipun berlangsung pada waktu yang sulit secara global, dapat menjadi sumber harapan," kata juru kampanye Greenpeace itu.

 

Pemandangan di Makkah sejak musim haji pada Rabu (29/7/2020) sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tidak tampak massa besar yang bergerak dari satu lokasi ke lokasi lain, melainkan pergerakan jemaah yang terbatas dan teratur.

Sumber: VOA Indonesia