Sabtu, 11 Juli 2020 19:02

AS Hadapi Krisis yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya dalam Sejarah

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Joe Biden. (Foto: Reuters)
Joe Biden. (Foto: Reuters)

Amerika Serikat menghadapi serangkaian krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah negara di tengah pandemi virus corona.

RAKYATKU.COM - Kandidat presiden Partai Demokrat, Joe Biden, mengatakan Amerika Serikat menghadapi serangkaian krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah negara di tengah pandemi virus corona.

Mantan wakil presiden AS berkomentar demikian pada Kamis (9/7/2020) waktu setempat, di sebuah pabrik pengolahan logam di Dunmore, Pennsylvania.

"Kita menghadapi krisis ekonomi yang menyebabkan hampir 18 juta orang Amerika kehilangan pekerjaan, dengan beberapa dampak terburuknya berimbas pada usaha kecil dan komunitas kulit berwarna. Peninjauan nasional mengenai masalah ketidakadilan rasial telah lama melanda Amerika, lama menjangkiti negara selain kesenjangan ekonomi yang melebar dan krisis iklim yang meningkat," kata Biden.

Ini merupakan kartu politik yang pernah dianggap kemenangan jelas oleh petahana dari Partai Republik sebelum pandemi virus corona menghambat aktivitas konsumen dan mendorong pengangguran ke tingkat yang mendekati Depresi.

Ketika meluncurkan kampanye ekonomi yang diharapkan menopang kampanye kepresidenannya pada musim gugur mendatang, Biden menyerukan anggaran $400 miliar dalam peningkatan pembelian pemerintah selama empat tahun atas barang dan jasa yang berbasis di AS ditambah $300 miliar dalam penelitian dan pengembangan baru dalam masalah teknologi A.S.

Garis besar program ekonomi yang dirilis oleh kampanye Biden itu juga menggembar-gemborkan janjinya yang sudah lama ada untuk memperkuat hak-hak perundingan bersama para pekerja dan mencabut keringanan pajak yang didukung oleh Partai Republik untuk perusahaan-perusahaan AS yang memindahkan pekerjaan ke luar negeri.

Biden juga ingin memanfaatkan hubungannya dengan serikat kerja dan memenangkan kembali pemilih kulit putih kelas pekerja yang memicu kemenangan tak terduga Trump empat tahun lalu.

Sumber: VOA Indonesia