Kamis, 02 Juli 2020 11:35

Putin Menangkan Referendum Konstitusi, Bisa Berkuasa di Rusia Selama 16 Tahun

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Foto: Sputnik
Foto: Sputnik

Vladimir Putin memenangkan referendum reformasi konstitusi, yang memungkinkan dia kembali mencalonkan diri sebagai presiden, dan berkuasa hingga 2036.

RAKYATKU.COM, MOSKOW - Vladimir Putin memenangkan referendum reformasi konstitusi, yang memungkinkan dia kembali mencalonkan diri sebagai presiden, dan berkuasa hingga 2036.

Jika hal itu terwujud, maka Putin akan berkuasa di Rusia selama 16 tahun.

Referendum Rusia tentang perubahan konstitusi dilakukan pada hari Rabu. Hasil awal menunjukkan pemilih sangat menyetujui amandemen tersebut.

Komisi Pemilihan Umum Rusia mengatakan bahwa perubahannya disetujui oleh 77% pemilih, di tiga perempat daerah penghitungan suara.

Pemungutan suara awalnya direncanakan pada 22 April, tetapi ditunda akibat pandemi coronavirus.

Putin kemudian memberikan lampu hijau untuk referendum bulan lalu.

Isi referendum
Referendum itu menanyakan warga Rusia apakah mereka setuju atau tidak dengan perubahan konstitusi negara yang mencakup mekanisme kritis yang memungkinkan Putin, yang masa jabatannya berakhir pada 2024, mencalonkan diri sebagai presiden lagi.

Amandemen konstitusi juga mencakup jaminan minimum pensiun, larangan pernikahan sesama jenis, dimasukkannya "kepercayaan pada Tuhan" sebagai nilai inti dan itu akan menekankan keutamaan hukum Rusia atas norma-norma internasional.

Meskipun parlemen Rusia telah menyetujui reformasi tersebut, Putin melemparkan rencana itu pada surat suara, berharap mendapatkan dukungan publik, yang menurutnya diperlukan untuk memastikan stabilitas dan memperkuat apa yang ia sebut sebagai nilai-nilai Rusia.

"Kami memberikan suara untuk negara ini ... kami ingin meneruskan kepada anak dan cucu kami," kata Putin pada hari Selasa, dikutip Dw.com.

Sementara itu, pihak posisi Rusia, yang berjuang untuk melawan referendum, menilai bahwa pemungutan suara dinodai dengan penyimpangan

"Oposisi di sini di Rusia sangat terpecah, termasuk dalam pemungutan suara ini, beberapa orang mengatakan bahwa Anda harus tinggal di rumah, bahwa Anda harus memboikot pemungutan suara, beberapa orang mengatakan bahwa Anda harus keluar dan memberikan suaea, untuk mengatakan Anda menentang suara ini," jelas koresponden DW Moskow, Emily Sherwin.

Menurut DW, Politisi oposisi, Alexei Navalny mengatakan Putin berusaha menjadikan dirinya "presiden seumur hidup."

Dia dan kritikus lain dari Kremlin mengatakan pemilihan itu tidak adil dan percaya reformasi konstitusi hampir pasti akan menyebabkan Putin memperluas cengkeramannya pada kekuasaan.

Ketika hasilnya keluar pada Rabu malam, Navalny tidak menerima angka-angka itu. Ia mengatakan bahwa semuanya tidak mencerminkan kenyataan.

"Hasil yang baru saja mereka umumkan itu palsu dan bohong besar. Mereka tidak ada hubungannya dengan pendapat warga Rusia," kata Navalny.

Juga, ada laporan yang mengatakan bahwa pemerintah Rusia  telah melancarkan operasi untuk membujuk para guru, dokter, pekerja sektor publik dan lainnya yang dibayar oleh negara untuk memilih mendukung amandemen konstitusi.

Kremlin juga berupaya meningkatkan partisipasi dan dukungan dalam referendum dengan menawarkan hadiah, mulai dari sertifikat hadiah untuk mobil dan apartemen.

Pemilih dari Ukraina timur yang memiliki paspor Rusia dilaporkan juga diseberangkan ke perbatasan untuk memilih.