Selasa, 02 Juni 2020 06:02

Tak Terdeteksi di Perbatasan, Dua Warga Jeneponto Positif Corona Pasca Idulfitri 

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
 juru bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jeneponto, Mustaufiq Patta
juru bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jeneponto, Mustaufiq Patta

Pasca lebaran Idulfitri, dua warga Jeneponto dinyatakan positif corona. Satu di antaranya pemudik asal Makassar. Satu lainnya asisten rumah tangga yang bekerja di Butta Turatea. 

RAKYATKU.COM,JENEPONTO -- Pasca lebaran Idulfitri, dua warga Jeneponto dinyatakan positif corona. Satu di antaranya pemudik asal Makassar. Satu lainnya asisten rumah tangga yang bekerja di Butta Turatea. 

Keduanya diduga berinteraksi dengan warga kampung di Kelurahan Empoang Utara, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

"Sesuai hasil laboratorium, kedua orang itu, inisial S (34) dan B (47) dinyatakan positif corona. Beberapa hari sebelum lebaran Idulfitri berkunjung ke Makassar menemui anaknya yang sedang sakit. Dan B dari Makassar mudik ke Jeneponto," ujar juru bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jeneponto, Mustaufiq Patta, Selasa (2/6/2020). 

Mustaufiq bilang, berdasarkan hasil laboratorium itu, segera dilakukan contact tracing terhadap orang yang sempat kontak erat dan longgar dengan pasien.

"Saat ini pasien B sudah berada di RS Pelamonia untuk diisolasi dan S sudah berada di RSUD Daya menjalani perawatan. Dua pasien tersebut merupakan cluster Makassar," sebutnya.

Pelaksana tugas Kabag Humas dan Protokol Pemkab Jeneponto itu menjelaskan, bahwa sampai saat ini, jumlah pasien positif sudah tujuh orang. Empat orang sudah sembuh. Sedangkan yang masih menjalani perawatan tiga pasien.

"Agar warga tetap waspada dan patuh terhadap protap Covid-19, pakai masker, gunakan hand sanitizer, cuci tangan, dan tetap jaga jarak. Dan tidak perlu panik," katanya. 

Dia menambahkan, mobilitas masyarakat jelang lebaran memang meningkat. Banyak warga Jeneponto yang mudik dari Makassar dan daerah lainnya.

"Memang padat dan yang dilakukan di batas kota itu, hanyalah screening suhu tubuh gejala nampak. Bukan dengan RDT ataupun PCR atau swab," tutup Mustaufiq.