Minggu, 12 April 2020 10:27

Di Tengah Covid-19, Produksi Padi Petani Banyuasin Berlimpah

Fusuy
Konten Redaksi Rakyatku.Com
NAIK. Produksi petani di Banyuasin naik signifikan. (foto/kementan ri)
NAIK. Produksi petani di Banyuasin naik signifikan. (foto/kementan ri)

Puncak panen raya padi, mulai terlihat di beberapa daerah di Indonesia. Sebagian daerah lagi, baru mulai menggelar panen.

RAKYATKU.COM, BANYUASIN,-- Puncak panen raya padi, mulai terlihat di beberapa daerah di Indonesia. Sebagian daerah lagi, baru mulai menggelar panen.

Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, petani Kabupaten Banyuasin kini masih sangat sibuk. Mereka melakukan panen raya padi. Hasilnya, menggembirakan. Bahkan, tak berlebih jika disebut  produksinya berlimpah.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Perkebunan dan Hortikultura (TPPH) Zainuddin, menerangkan, panen raya padi akan berlangsung hingga bulan Mei nanti. “Produksi beras dari petani di Banyuasin mengalami surplus yang cukup tinggi dari kebutuhan masyarakat Banyuasin yang berjumlah 844.019 jiwa,” terang Zainuddin, Sabtu (11/04/2020).

Saat ini, beberapa desa di Banyuasin juga dilakukan panen raya padi rawa pasang surut. Salah satunya di Desa Teluk Tenggulang, Kecamatan Tinggal Ilir, Kabupaten Banyuasin dengan luas tanam 578 hektare (Ha) dengan produksi 511 Ton gabah kering panen (GKP) dan provitasnya mencapai 5,2 ton  per hektare.

“Adanya program optimasi lahan (Oplah, red) Serasi (Selamatkan Rawa, Sejahterakan Petani, red) sangat berdampak pada panen padi. Contohnya, di Desa Teluk Tenggulang ini, provitas panen meningkat dari 4,3 menjadi 5,2 ton GKP per hektare,” katanya.

Selain itu, Zainuddin juga mengatakan bahwa panen padi rawa pasang surut, juga sedang berlangsung di Desa Sumber Mulyo Kecamatan Muara Sugihan Kabupaten Banyuasin dengan luas tanam 999,5 hektare. Itu produksinya 5.170 ton GKP serta provitas mencapai 5,5 ton per hektare. Sampai saat ini, luas tanam yang sudah dipanen berkisar 940 hektare.

“Desa ini juga provitasnya meningkat dari 4,8 menjadi sampai dengan 6 ton gabah kering panen per hektare dengan rata-rata 5,5 ton. Dan saat ini, di desa Sumber Mulyo ini, kita sudah tanam IP200 seluas 200 hektare dengan perkiraan panen pada akhir Juli 2020," terangnya.

 

Ia menambahkan, total kebutuhan beras masyarakat Banyuasin hanya 96.724 ton per tahun atau sekitar 8.070 ton per bulan. Dan hingga bulan Mei mendatang diperkirakan akan panen lebih kurang seluas 148.400 hektare lagi.

“Petani tetap panen raya meskipun ditekan masalah wabah virus Covid -19 ini," beber Zainuddin.

“Jadi, hingga akhir tahun ini, produksi gabah ataupun beras di Banyuasin tetap mengalami surplus yang cukup signifikan,” tambahnya.

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi mengatakan, sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam mencapai target produksi padi, Kementan melaksanakan target tanam pada bulan Maret hingga paling lambat September tahun 2020. Guna mencapai target ini, yang dapat dilakukan yakni dengan pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk pembiayaan produksi dan pengolahan padi.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa sesuai arahan Menteri Pertanian, produksi pertanian harus terus dipacu dalam kondisi apapun dengan tetap menjaga kondisi kesehatan,  khususnya para petani.

“Pertanian menjadi garda terdepan untuk mempertahankan ekonomi negara ini, walaupun aktivitas kita terbatas. Namun, kami tetap memantau secara penuh dan melakukan upaya apapun untuk menjamin ketersediaan pangan,” pungkas Suwandi. (*)