Jumat, 10 April 2020 10:36

Ancaman Kelaparan di Tengah Covid-19, Bupati Lutra: Stok Cukup hingga Oktober

Mulyadi Abdillah
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani.
Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani.

Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani (IDP) memastikan stok pangan di daerahnya aman hingga bulan Oktober mendatang.

RAKYATKU.COM, LUWU UTARA - Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani (IDP) memastikan stok pangan di daerahnya aman hingga bulan Oktober mendatang.

Hal itu ditegaskan saat menjadi narasumber 'obrolin pangan' via konferensi video yang bertema "Ancaman Kelaparan di Tengah Pandemi Covid-19", pada Kamis (9/4/2020) kemarin.

IDP mengatakan bahwa untuk memompa “keterjangkauan” masyarakat terhadap pangan, disiasati dengan padat karya dalam pembangunan di seluruh desa Kabupaten Luwu Utara.

"Identifikasi dan pemetaan situasi pangan di tingkat terkecil di dalam kabupaten menjadi baseline untuk penerapan strategi pengamanan pasokan pangan," tuturnya dalam diskusi yang diselenggarakan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan Bogor itu.

Lanjut dia, luas persawahan di Luwu Utara mencapai 28.404 Ha, dengan produksi 247.905 ton. Dengan begitu, surplus mencapai 94.000 ton sampai Oktober 2020. Diperkirakan, angka ini akan bertambah karena puncak panen raya akan berlangsung di minggu ketiga April sampai pertengahan Mei.

"Stok pangan daerah Luwu Utara dapat mencukupi sampai bulan Oktober namun tetap, situasi pangan di Luwu Utara cukup gradual, sehingga perlu ada subsidi silang dari daerah surplus pangan ke daerah yang defisit pangan menjelang bulan suci ramadan dan pada masa pandemi coronavirus 2019," imbuhnya.

Selain itu, kata IDP, pangan lokal juga tersedia seperti sagu, jagung, ikan, sayur. Pada masa pandemi ini, petani masih bisa berproduksi dengan penggunaan mekanisasi pertanian yang mampu mengurangi jumlah pekerja di sawah sehingga penanggulangan physical distance di sawah dapat terkontrol.

"Penanggulangan melalui physical distance di sawah dapat terkontrol karena filsafah orang tua dahulu kita 'lebih baik mati berdarah dari pada mati kelaparan'. Itulah yang membuat para petani tetap semangat untuk beraktivitas di tengah Covid-19," tutupnya.

Diskusi ini turut menghadirkan narasumber Kepala PSP3 IPB Universitas, Dr. Sofyan Sjafar, Expert Board KRKP, David Ardhian, Perwakilan Dirjend PPMD Kemendesa, Kordinator Katalis Indonesia, Siswan, dan para NGO.