Jumat, 10 April 2020 08:10

Corona di Amerika; Banyak Kulit Hitam Terserang, 435.000 Positif, 14 Ribu Meninggal

Fusuy
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Warga Afrika Amerika, disebut punya resiko tinggi terkena virus corona. GETTY IMAGES
Warga Afrika Amerika, disebut punya resiko tinggi terkena virus corona. GETTY IMAGES

Virus corona, tidak membedakan warna kulit ataupun ras. Semua, pasti tahu itu. Namun, data di Amerika Serikat, mulai menunjukkan satu komunitas yang merasakan dampak terbesar pandemi ini.

RAKYATKU.COM--Virus corona, tidak membedakan warna kulit ataupun ras. Semua, pasti tahu itu. Namun, data di Amerika Serikat, mulai menunjukkan satu komunitas yang merasakan dampak terbesar pandemi ini.

“Banyak warga kulit hitam Amerika lebih berisiko terkena Covid-19," kata kepala kesehatan masyarakat AS, Jerome Adams, dalam wawancara dengan CBS. “Fakta ini menyakitkan," kata Adams yang menyebut diri sebagai warga Afrika Amerika, sebutan untuk keturunan Afrika.

Data dari negara bagian dan kota-kota di Amerika mengungkap, penduduk Afrika Amerika lebih rentan terinfeksi virus Covid-19. Sampai Kamis (09/04/2020), kasus virus corona di AS tercatat lebih dari 435.000 dengan angka kematian lebih dari 14.000. Angka global infeksi virus corona sampai Kamis (09/04) sudah mencapai 1,5 juta dengan kematian 88.000 orang.

Sekadar informasi, di Kota New York, episenter pandemi di AS, sekitar 28% dari kematian lebih 4.000 orang adalah keturunan Afrika, menurut data yang diungkap Gubernur Andrew Cuomo.

Data statistik dari pejabat kesehatan Chicago, menunjukkan setengah dari penduduk kulit hitam Chicago terkena Covid-19 dan lebih dari 70% korban meninggal, meskipun warga ini hanyalah 30% dari keseluruhan populasi. ”Jumlah kematian itu membuat saya tercekak," kata Wali kota Chicago Lori Lightfoot kepada New York Times.

“Angka ini adalah salah satu hal yang paling mengejutkan yang pernah saya saksikan sebagai wali kota," tambahnya. Wali kota Lori Lightfoot juga mengatakan, virus corona “menghancurkan warga kulit hitam Chicago”.

Dia mengatakan, petugas akan diturunkan untuk memeriksa berbagai toko untuk memastikan setiap orang mematuhi panduan jarak sosial. Wali kota Lightfoot juga mengedepankan kemungkinan penerapan jam malam di tempat-tempat dimana penduduk biasanya berkumpul di luar toko minuman keras, lapor the Chicago Sun-Times.

Mengapa warga kulit hitam? Pemerintah dan pakar sepakat bahwa kondisi kesehatan warga Afrika Amerika pada umumnya lebih buruk dibandingkan komunitas lain. Anthony Fauci, Direktur Institut Penyakit Menular,  mengatakan, penyakit bawaan yang diderita warga kulit hitam menyebabkan mereka rentan.

"Kita tahu bahwa penyakit seperti diabet, hipertensi, obesitas dan asma mempengaruhi penduduk minoritas, khususnya Afrika Amerika," kata Fauci.

Ia menambahkan bahwa riwayat penyakit ini akan berdampak fatal begitu mereka terkena Covid-19. Kondisi lain, menurut para pakar adalah populasi Afrika Amerika, sulit mendapatkan akses kesehatan. (*)