Kamis, 09 April 2020 18:27

Ajakan RI Berhenti Total 3 Hari, Yurianto: Tak Bisa Dipertanggungjawabkan

Fusuy
Konten Redaksi Rakyatku.Com
TIDAK JELAS. Inilah ajakan yang viral tapi tak jelas nara sumbernya. (ist)
TIDAK JELAS. Inilah ajakan yang viral tapi tak jelas nara sumbernya. (ist)

Ajakan itu disebar luas di media sosial. Jadi viral, malah. Isinya, mengajak semua elemen masyarakat di seluruh Tanah Air untruk mencegah penyebaran Covid-19.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR—Ajakan itu disebar luas di media sosial. Jadi viral, malah. Isinya, mengajak semua elemen masyarakat di seluruh Tanah Air untuk mencegah penyebaran Covid-19. Caranya, bergotong royong untuk tidak melakukan aktivitas selama tiga hari (di luar rumah, Red).

Argumen pembenarannya, virus tak bisa pindah tanpa dipindahkan. Dan, dalam waktu 24 jam, virus itu akan mati dengan sendirinya. Ajakan aksi "gotong royong" demi kemanusiaan itu, mengimbau agar berhenti tiga hari. Mulai 10-11 April 2020.

Lalu, siapa yang menginisiasi ajakan tiga hari berhenti itu? Adakah imbauan ini juga melibatkan pihak pemerintah? Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto, menegaskan, ajakan tersebut tidak jelas sumbernya. "Tidak bisa dipertanggungjawabkan," kata Achmad Yurianto kepada wartawan, Kamis (9/4/2020).

Satu hal yang jelas, kata dia,  pemerintah sudah mulai menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau yang dikenal PSBB di beberapa daerah. Di Jakarta, misalnya, PSBB akan diterapkan mulai Jumat (10/4/2020).

Sekadar informasi, merujuk Permenkes 9 tahun 2020, PSBB ini dilakukan selama masa inkubasi terpanjang yaitu 14 hari. Namun, penerapan dapat diperpanjang tergantung dari laporan kasus konfirmasi terakhir.

Ada enam hal yang dibatasi atau diatur dalam PSBB, yaitu; sekolah, tempat kerja, kegiatan keagamaan. Juga, fasilitas umum, transportasi massal, hingga kegiatan sosial dan budaya. (*)