Sabtu, 28 Maret 2020 17:30

Obat Kimia Punya Efek Samping, Jus Jeruk dan Kulitnya Ternyata Lebih Manjur Lawan Corona

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Obat Kimia Punya Efek Samping, Jus Jeruk dan Kulitnya Ternyata Lebih Manjur Lawan Corona

Pasien Covid-19 lebih banyak ditangani dengan obat kimia. Dengan angka 25 ribu orang meninggal di seluruh dunia, obat alternatif mestinya jadi pertimbangan.

RAKYATKU.COM - Pasien Covid-19 lebih banyak ditangani dengan obat kimia. Dengan angka 25 ribu orang meninggal di seluruh dunia, obat alternatif mestinya jadi pertimbangan.

Apalagi obat kimia yang populer di tengah wabah Covid-19 punya banyak efek samping. Chloroquine atau klorokuin, misalnya.

Penggunaan dalam jangka waktu lama atau dosis tinggi bisa menyebabkan kerusakan permanen pada retina mata. Ngeri.

Pada kemasan obat kimia pada umumnya banyak sekali peringatan. 

"Hentikan pemakaian obat ini dan segera hubungi dokter jika muncul masalah atau gangguan konsentrasi terjadi, muncul cahaya atau kilat putih pada penglihatan, atau jika Anda menyadari adanya pembengkakan atau perubahan warna pada mata," salah satunya.

Produsen Chloroquine juga sudah mencantumkan sejumlah efek sampingnya. Misalnya, gatal-gatal, kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan. 

Juga gangguan penglihatan, kesulitan membaca atau melihat suatu objek, penglihatan berkabut, hilang pendengaran atau telinga berdengung, kejang, lemah otot akut, hilang koordinasi tangan dan kaki, nyeri pada perut bagian atas, gatal-gatal, hilang nafsu makan, urine berwarna gelap, feses berwarna pucat, hingga jaundice (kulit dan mata menguning).

Jus Jeruk dan Kulitnya

Ternyata hasil penelitian terbaru di Indonesia menunjukkan jus jeruk beserta kulitnya lebih manjur melawan virus corona. Kandungan senyawa dalam jus jeruk adalah golongan flavonoid. Ssalah satunya adalah hesperidin. 

Hesperidin bisa memberikan perlindungan terhadap mikroba dan virus. Senyawa ini banyak ditemukan pada kulit buah jeruk.

Riset ini dilakukan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), Farmasi UI, Pusat Studi Biofarmaka Tropika (TropBRC), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University, serta Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University.

Guru besar IPB sekaligus Kepala Pusat Biofarmaka Tropika (TropBRC), Prof Irmanida Batubara mengatakan, rasa pahit pada kulit jeruk menunjukkan kandungan hesperidin. Namun, bagi yang tidak tahan pahit, bisa memasukkan potongan jeruk beserta kulitnya ke dalam air atau infused water.

Bukan hanya jeruk buah, dia mengatakan segala jenis jeruk memiliki kandungan hesperidin.

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi IPB Yatri Indah Kusumawati mengatakan riset tersebut dilakukan selama tiga bulan terakhir. Riset ini dibuat untuk menggali manfaat kulit jeruk.

"Jadi ini hasil riset awal dan bakal ada penelitian lanjutan, tetapi hasil riset ini sudah bermanfaat. Kita mau mengingatkan, kulit jeruk itu jangan dibuang. Manfaatnya itu ditemukan senyawa hesperidin yang memiliki indikasi meningkatkan imunitas," ujar Yatri.