RAKYATKU.COM - Sampai kapan wabah Covid-19 di Indonesia? Berdasarkan rumus matematika, seorang pakar memprediksi akan berlangsung hingga Juni 2020.
Pakar itu yakni Sutanto Sastraredja. Dosen Matematika Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo. Dia menggunakan model SIQR untuk mengamati dinamika populasi Covid-19.
Susceptible (S) digambarkan sebagai orang yang sehat yang rentan terinfeksi. Infected (I) sebagai individu yang terinfeksi. Quarantine (Q) sebagai proses karantina. Recovery (R) adalah orang yang telah sembuh dari Covid-19.
Data-data dikumpulkan mulai 2 Maret 2020 sampai 22 Maret. Dari situ, dia mengambil parameter yang dimasukkan dalam rumus matematika. Dari situ, dia menghitung kecepatan orang yang sudah terinfeksi dan yang masuk karantina.
Dia menemukan bahwa kecepatan orang sehat terinfeksi dipengaruhi faktor laju kontak. Semakin sering bertemu dan berkumpul, potensi S jadi I menjadi lebih besar.
Orang yang terinfeksi ini akan ada yang meninggal atau sembuh. Namun orang yang terinfeksi ini bisa melakukan karantina total atau Q. Besarnya orang yang masuk dalam karantina tergantung lagi pada faktor laju karantina.
"Faktor laju karantina ini tergantung kemampuan negara dan masyarakat," ujar Susanto seperti dikutip dari Detikcom.
Model SIQR ini kemudian dianalisis lagi menggunakan metode numerik Runge-Kutta Orde 4 sehingga menghasilkan sebuah grafik. Kesimpulannya, jika tidak ada perubahan dalam penanganan, diperkirakan puncak infeksi terjadi pada pertengahan Mei 2020.
Doktor ilmu matematika terapan dari Universite de Bordeaux, Prancis, itu dalam analisisnya mengambil prediksi masa 100 hari penyebaran atau sampai tanggal 10 Juni 2020.
Pada akhirnya, wabah Covid-19 di Indonesia sangat bergantung kebijakan pemerintah. Laju kontak bisa dinolkan dengan lockdown total. Persoalannya, apakah cocok diterapkan di Indonesia.