Senin, 23 Maret 2020 14:48

Tidak Ada Resepsi Pernikahan Selama Wabah Covid-19, Polri: Kalau Ada, Kami Bubarkan!

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Kadiv Humas Polri, Irjen M Iqbal
Kadiv Humas Polri, Irjen M Iqbal

Rajab dan Syakban biasanya dikenal "bulan kawin". Banyak orang menikah pada masa-masa menjelang Ramadan tersebut.

RAKYATKU.COM - Rajab dan Syakban biasanya dikenal "bulan kawin". Banyak orang menikah pada masa-masa menjelang Ramadan tersebut.

Sekarang tunda dulu. Kapolri sudah mengeluarkan maklumat. Isinya beberapa poin. Intinya, tidak ada keramaian hingga batas waktu yang akan ditentukan kemudian.

Larangan tersebut termasuk resepsi pernikahan. Baru-baru ini, Wakil Wali Kota Samarinda, Muhammad Barkati jadi "korban" pertama.

Resepsi pernikahan putrinya dibatalkan beberapa jam sebelum acara. Padahal, biaya ratusan juta sudah dikeluarkan. Dekorasi gedung mewah sudah terpasang. Makanan untuk 50 ribu tamu juga sudah dipesan. 

Tidak hanya itu, seluruh area gedung tempat resepsi sudah disemprot cairan disinfektan. Beberapa dokter sudah ditugaskan untuk berjaga. Hand sanitizer dan thermal gun juga sudah disiapkan.

Biaya tiket untuk artis ibu kota yang akan menghibur acara juga sudah dikirimkan. 

Resepsi itu dijadwalkan berlangsung Minggu (22/3/2020) di Convention Hall Samarinda. Acara dibatalkan Sabtu malam (21/3/2020) pukul 23.00 wita.

Polri kali ini akan bertindak tegas demi memutus mata rantai penularan virus corona. Sudah banyak resepsi pernikahan yang dibubarkan.

Kadiv Humas Polri, Irjen M Iqbal meminta masyarakat atau penyelenggara acara memahami maklumat Kapolri. Termasuk upaya polisi untuk membubarkan acara.

"Tapi tentunya mengedepankan upaya persuasif humanis. Alhamdulillah sampai saat ini, tidak ada insiden, masyarakat kooperatif, paham ancaman wabah ini," kata Iqbal.

Iqbal menegaskan, polisi dan beberapa elemen lainnya, seperti TNI dan pihak pemerintah, berwenang membubarkan sebuah acara keramaian. Hal ini dilakukan untuk keselamatan masyarakat banyak.

"Seluruh personel Polri 465 ribu seluruh Indonesia ditambah rekan TNI dan stakeholders lainnya bergerak tanpa henti untuk imbau. Membubarkan bila diperlukan dengan tegas. Saya ulangi membubarkan bila diperlukan degan tegas demi keselamatan publik," ujar Iqbal.