Rabu, 26 Februari 2020 15:07

Pelaku Investasi Bodong 'Bimoli' Beraksi di Sulsel dan Sulbar, Begini Modusnya

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Kasus penipuan investasi bodong yang merugikan warga Kota Parepare, Sulawesi Selatan, terus didalami oleh pihak kepolisian. 

RAKYATKU.COM, PAREPARE - Kasus penipuan investasi bodong yang merugikan warga Kota Parepare, Sulawesi Selatan, terus didalami oleh pihak kepolisian. 

Dugaan sementara, korban investasi bodong dengan modus investasi di perusahaan tambang batubara ini juga berkasi di sejumlah daerah seperti di Kabupaten Pinrang, Sidrap, Barru, hingga ke Polman, Sulawesi Barat.

"Sementara kami melakukan penyelidikan, memang ada warga di luar Kota Parepare yang menjadi korban," terang Kapolres Parepare, AKBP Budi Susanto, Rabu (26/2/2020).

Polisi mengaku cukup kesulitan menggali informasi guna mengungkap kasus tersebut. Pasalnya, meskipun jumlah korban di Kota Parepare berjumlah puluhan orang, hingga hari ini baru tiga orang yang melapor.

“Ketiga korban sudah kami mintai keterangan, indikasi awal pelaku berinitial HA bertindak sendiri dalam beraksi,” terangnya.

Saifuddin Laintang, salah satu korban mengaku juga telah melakukan penelusuran terkait dengan jejak pelaku yang sudah tidak diketahui keberadaannya tersebut.

“Kami temukan korban lain di luar kota Parepare. Seperti di Mamuju (Sulawesi Barat), pelaku ternyata menjanjikan proyek kepada kontraktor dengan terlebih dahulu menyetorkan uang sebagai fee,” ungkap Saifuddin.

Dia juga mengungkap, penampilan pelaku dalam menjalankan aksinya terbilang sangat meyakinkan.

“Penampilannya parlente, memakai mobil mewah, kami juga kenal ibunya serta saudaranya yang merupakan salah satu pejabat di Kabupaten Barru,” bebernya.

Di Kota Parepare, HA menyasar warung kopi dengan menawarkan modus investasi di PT Golden Jaya, yang katanya bergerak di bidang tambang batu bara. Pelakun bahkan mencaplok nama perusahaan minyak ternama Bimoli untuk meyakinkan para korbannya.

“Duit saya yang disetor sekitar Rp605 juta, katanya kerja sama sama perusahaan Bimoli, satu kontainer dengan modal investasi Rp 9 juta investor dapat keuntungan Rp800 ribu. Saya tergiur karena sudah pernah dapat defiden beberapa bulan. Namun mau untung ternyata sekarang saya buntung," papar H Bahar, salah satu korban menambahkan.