RAKYATKU.COM - Seorang wanita memotong kepala ibu mantan pacarnya dengan pisau steak. Kemudian meninggalkan potongan kepala itu di wastafel dapurnya.
Pada Kamis lalu, Rachael Hilyard (38) dinyatakan bersalah membunuh Micki Davis di Witchita, Kansas pada 9 April 2017. Jaksa mengatakan Hilyard memukul Davis, lalu memotong kepalanya dengan dua pisau steak setelah bertengkar tentang sebuah lukisan di rumah Hilyard, dikutip dari Metro, Sabtu (8/2/2020).
Hilyard menelepon Davis pada hari serangan itu dan menyuruhnya untuk mengambil beberapa barang milik putranya, Jeremy Rush, yang dulu ia kencani. Rush dilaporkan di penjara pada saat kejadian.
Davis membawa cucunya yang berusia sembilan tahun ke rumah Hilyard, tetapi 'pertengkaran' pecah di antara keduanya karena sebuah lukisan.
Menurut cucu Davis, yang merupakan saksi kunci dalam kasus ini, Hilyard menyerang Davis di garasi rumah. Bocah itu berkata bahwa dia berlari ke truk neneknya dan memutar nomor 911.
Hilyard mengikutinya dan bertanya siapa yang dia panggil. Ketika dia memberi tahu Hilyard bahwa dia menelepon 911, dia pergi ke rumah, mengambil pisau steak dari laci dapur dan berjalan ke garasi tempat Davis terbaring tak bergerak.
Hilyard mulai memotong kepala Davis, tetapi pisaunya patah, jadi dia mengambil pisau lain dan menyelesaikan perbuatan mengerikan itu. Setelah itu, dia meninggalkan kepala Davis yang terputus di wastafel dapur.
Polisi tiba beberapa saat kemudian dan menemukan Hilyard berlumuran darah di kamar mandinya. Seorang koroner mengindikasikan bahwa Davis mungkin masih hidup ketika dia dipenggal. Penyebab kematian terdaftar sebagai cedera kekuatan yang tajam di leher, menurut The Witchita Eagle.
Sepanjang kasus, kondisi mental Hilyard dipertanyakan, tetapi kewarasannya tidak digunakan sebagai pembelaan karena Kansas memiliki undang-undang yang sangat ketat untuk mengutip penyakit mental dalam kasus-kasus kriminal.
Ketika ditanya mengapa dia memotong kepala Davis, Hilyard mulai menangis dan berkata: "Karena hal-hal itu mengatakan kepada saya bahwa saya tidak punya banyak waktu dan saya harus menjauhkan kepalanya dari tubuhnya sehingga jiwanya bisa bebas, sehingga jiwanya bisa keluar dan pergi ke surga."